BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kunjungan ke mall merosot tajam, Pemkot Bandung lakukan beberapa manuver agar tidak ada penutupan mall.
“Setelah mall direlaksasi, pengunjung di weekday baru sekitar 20%. Sedangkan pada weekend, hanya sampai 50%,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, kemarin.
Elly mengatakan, masih sedikitnya pengunjung mall lantaran perekonomian masyarakat masih belum stabil. Sehingga, masyarakat masih enggan belanja barang sekunder.
“Masyarakat masih lebih memilih berbelanja barang-barang premier dibanding barang-barang yang kurang penting,” tuturnya.
Selain itu, untuk yang punya uang masih punya kekhawatiran untuk datang ke mall. “Padahal mungkin, mereka mempunyai uang tapi masih takut datang ke mall,” terangya.
Sebenarnya, lanjut Elly, penerapan protokol kesehatan di mall sangat baik. Seperti penggunaan masker, faceshield, sarung tangan dan phisical distancing dijaga cukup ketat.
“Di pintu masuk juga sudah dipasang tempat cuci tangan dan alat pengukur temperatur,” tuturnya.
Turunnya kunjungan ke mall ini tentunya membuat asosiasi pusat belanja Indonesia (APBI) Jabar merasa khawatir akan ad mall yang tutup. Sehingga ada banyak pengangguran di Kota Bandung.
Untuk mendongkrak angka kunjungan ke mall, Elly mengatakan pihaknya melakukan beberapa hal. Diantaranya, relaksasi mall secara bertahan. Hal ini diyakini sangat baik untuk menjaga kedatangan pengunjung agar bisa terpantau.
Selain itu, juga tim gugus tugas Penanggulangan covid-19, kini tengah melakukan pemantauan terkait akan dibukanya tempat bermain anak.
“Karena ternyata tempat bermain anak merupakan faktor penunjang cukup besar atas kunjungan ke mall, dibandingkan dengan restoran,” tegasnya.
Karena, kedatangan ke mall dengan mengajak anak-anak bisa merembet ke belanja fashion, belanja mainan dan makanan anak-anak.
“Makanya, kita akan kaji dan tinjau kemungkinan dibukanya tempat bermain anak di mall,” pungkasnya. (Put)