JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin membantah pernyataan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait polarisasi tajam serta permusuhan antara institusi TNI dan Polri.
Hasanuddin menilai polarisasi yang terjadi di Indonesia masih dalam tahap wajar dan harus dilihat secara faktual di lapangan.
“Di lingkungan TNI/Polri polarisasi mungkin ada tapi sifatnya sesaat. Dan ini biasanya terjadi saat ada pergantian pimpinan elit saja. Setelah itu biasanya reda dengan sendirinya, lalu kembali normal,” kata Hasanuddin saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (1/2).
Ia memandang, seandainya ada isu terjadinya perselisihan antara TNI/Polri hal tersebut tak membuat kedua institusi itu terpecah.
“Kalau memang ada konflik atau perselisihan, saya kira tak sedalam itu lah. Baik TNI maupun Polri menurut hemat saya sudah cukup matang dan dewasa dalam memosisikan diri sebagai tentara dan polisi yang profesional,” tuturnya.
Hasanuddin tak menampik adanya polarisasi di lingkungan pensiunan TNI dan Polri. Hal tersebut, kata dia, lumrah saja karena para pensiunan TNI dan Polri sekarang bebas menentukan aspirasi politiknya.
“Kalau dulu kan wajib mono loyalitas hanya kepada partai penguasa saja.
Di era demokrasi seperti sekarang ini pensiunan bebas masuk partai mana pun. Dan inilah konsekuensi dari berdemokrasi.
Tapi baik TNI maupun Polri aktif juga para purnawirawannya tetap kompak dan komitmen menjaga keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya.
Sebelumnya soal polarisasi ini disinggung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam laman media sosialnya SBY mengatakan garis permusuhan ini pun bahkan telah menjangkiti di lingkaran persahabatan yang sudah terbangun lama termasuk lingkaran keluarga.
“Saya sungguh prihatin jika lingkaran tentara dan polisi yang harusnya jadi contoh persatuan dan persaudaraan kita sebagai bangsa juga tak bebas dari hawa permusuhan ini,” tulis SBY dalam akun Twitter pribadinya, Minggu (31/1) malam. (*)