BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Tidak adanya peraturan tegas yang mengatur jam operasional pedagang kaki lima (PKL) di Kota Bandung, membuat Bandung kini diserbu PKL dadakan.
Hal ini disesalkan sal seorang anggota DPRD Kota Bandung Erik Darmajaya, “Kini banyak sekali titik-titik yang menjadi tempat para PKL dadakan mengambil kesempatan. Ketika saya tanyakan kepada para PKL, alasan mereka berjualan karena sekarang sedang masa pandemic. Tapi sayangnya, kita tidak pernah tahu, sampai kapan pandemic ini akan berlangsung,” ujar Erik, belum lama ini.
Bahkan Erik melihat langsung PKL dadakan itu di kediaman orang tuanya jalan Pungkur dan jalan Lengkong.
Setiap pukul 18.00 wib – selesai, para PKL dadakan menjajakan berbagai makanan dan minumannya tanpa menghiraukan kegiatannya itu menganggu atau tidak menganggu para penghuni disana.
“Masalahya, tidak semua warga di sana yang mendapat informasi dan dimintai izin. Sehingga ada beberapa warga keberatan dengan kegiatan para PKL ini,” ujarnya.
Erik sendiri mengakku terganggu dengan keberadaan para PKL tersebut.
“Saya sendiri mengalami mau parkir tiba tiba diusir, lah saya penghuni terus harus parkir dimana? Mereka mulai dari jam 18.00- sampai malam gak jelas jam berapa,” gerutu Erik
Erik menegasakan, jangan sampai pembiaran itu menjadi masalah, disisi lain mall, restoran, cafe atau tempat hiburan buka hanya sampai jam 21.00 wib sedang mereka ‘PKL’ diperbolehkan buka sampai malam dan disana pun banyak terjadi kerumunan.
Karena itu Erik meminta pemerintah turun tangan. Bukan hanya pemerintah kota namun juga di kewilayahan masing masing.
“Pemerintah harus turun dong, harus diatur PKL PKL itu. Masa yang di Gasibu dekat UNPAD gak boleh, didaerah lain malah berkembang subur. Sekarang pada geser ke gang ya, restoran cafe dipaksa tutup, PKL lain didaerah lain dipaksa tutup. Ini jalan protokol malah dibuka baru, ini gimana,” keluhnya lagi.
Senada dengan Erik, Dudi warga Babakan jeruk pun mengeluhkan keramaian di jalan Ganesha, pasalnya setiap malam banyak sepeda motor terparkir disana.
“Disana anak anak muda pada nongkrong dan berkerumun. Saya sempet ditanya sama penumpang saya, katanya Bandung ketat tapi kok kenyataan ya gitu,” ucap pengemudi taksi online tersebut. (put)