BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–
Amnesia bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah masalah psikologis atau yang biasa disebut dengan amnesia disosiatif.
Amnesia disosiatif adalah penyakit mental yang melibatkan kerusakan pada ingatan, kesadaran, identitas, sampai persepsi. Ketika kondisi ini terjadi, aktivitas pengidap akan terganggu.
Amnesia disosiatif sangat mungkin terjadi ketika seseorang mengalami suatu kejadian traumatis. Akibatnya, ia jadi tidak bisa mengingat apa pun dengan baik.
Jenis amnesia ini memblokir informasi tertentu dari kejadian traumatis tersebut. Akhirnya, orang yang mengalaminya akan merasa blank dan sulit menemukan apa yang ingin ia ingat.
Gangguan amnesia disosiatif bisa dibilang sebagai level hilang ingatan yang lebih tinggi atau parah. Segala hal yang bersifat traumatis biasanya akan hilang begitu saja dari ingatan.
“Penyebabnya bisa karena pengalaman traumatis, sehingga menyebabkan si individu tidak bisa mengingat poin-poin penting tertentu yang berhubungan dengan traumanya,” jelas Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.
Amnesia disosiatif tidak sama dengan amnesia biasa. Orang dengan penyakit mental ini sebenarnya masih memiliki ingatan. Hanya saja, memori tersebut terkubur sangat dalam di pikirannya.
Dikutip dari klikdokter, ada beberapa gejala amnesia disosiatif yang cukup umum terjadi, di antaranya:
1. Kehilangan memori tentang periode waktu tertentu, kejadian, seseorang, dan informasi pribadi.
2. Perasaan seperti terpisah dari diri sendiri dan emosi.
3. Tidak yakin dengan identitas diri.
4. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres emosional dengan baik.
5. Masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan kecenderungan bunuh diri.
Melansir WebMD, amnesia disosiatif lebih sering terjadi pada wanita. Frekuensi gangguan ini bisa meningkat selama periode stres dan traumatis, misalnya masa-masa perang dan bencana alam.
Psikolog Ikhsan mengungkapkan, sebenarnya belum ada pengobatan amnesia disosiatif yang benar-benar terbukti efektif. Namun, beberapa pilihan terapi berikut bisa membantu pemulihannya:
1. Psikoanalisis
“Kalau memang akibat dari bentuk traumanya, bisa terapi dengan pendekatan psikoanalisis untuk melihat secara mendalam dinamika penyebab timbulnya amnesia disosiatif,” jelas Ikhsan.
2. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Ikhsan juga menyarankan untuk melakukan terapi CBT. Bentuk psikoterapi ini berfokus pada perubahan pola berpikir, perasaan, dan perilaku yang berbahaya.
3. Terapi Keluarga
Terapi keluarga bisa mengedukasi tiap anggota keluarga tentang gangguan amnesia disosiatif. Cara ini juga dapat membantu masing-masing pihak untuk mengenali tanda-tanda bila terjadi pada orang terdekat.
4. Terapi Kreatif
Terapi kreatif dapat dilakukan misalnya lewat musik. Metode ini memungkinkan pasien untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalamannya dalam lingkungan yang aman.
5. Terapi Perilaku Dialektik
Bentuk terapi ini ditujukan untuk orang dengan gangguan kepribadian yang parah, termasuk gejala amnesia disosiatif. Sering kali masalah mental ini terjadi setelah ia mengalami pelecehan atau trauma.
6. Teknik Meditasi dan Relaksasi
Latihan meditasi dan relaksasi membantu untuk menangani gejala amnesia disosiatif dengan lebih baik. Melalui teknik tersebut, orang dengan gangguan ini diharapkan dapat lebih sadar akan keadaannya. (*)