BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan empat perguruan tinggi di Kota Bandung.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan Bandung Unggul. Perguruan tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, dan Universitas Padjajaran (Unpad).
Ketua Puspaga Kota Bandung, Siti Muntamah Oded mengatakan, dalam membangun Bandung Unggul maka harus dimulai dengan membentuk keluarga harmonis, dan mampu menghadirkan fungsi keluarga agar melahirkan sumber daya yang berkualitas.
“Puspaga yang kecil ini terus membantu dalam urusan keluarga dan anak, terutama pola asuh anak yang hari ini tantangannya sangat luar biasa,” tuturnya di Pendopo Kota Bandung, belum lama ini.
Tak bisa dipungkiri, menurut Siti, pihaknya kerap kali menemukan permasalahan-permasalahan di lingkup keluarga yang tak bisa diselesaikan sendiri. Sehingga membutuhkan peran serta dari para akademisi.
“Melalui MoU antara Puspaga dan akademisi diharapkan dapat membantu dalam penanganan permasalahan keluarga, termasuk di dalamnya mengenai anak dan perempuan,” terangnya.
“MoU ini menjadi sebuah kebahagiaan dan menjadi sebuah titik sejarah awal perubahan yang masif. MoU ini akan mengurai permasalahan-permasalahan yang dihadapi,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan, dalam mewujudkan visi misi Kota Bandung maka diperlukan tiga pilar, yaitu desentralisasi, inovasi, dan kolaborasi.
“Ini yang dijadikan pegangan untuk menghadirkan perbaikan di Kota Bandung,” tuturnya.
Di tempat sama, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPI, Dr. Rudi Susilana mengungkapkan, dengan adanya MoU tersebut diharapkan civitas akademica FIP dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat Kota Bandung, sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Semoga hadirnya civitas akademica FIP UPI, diharapkan dapat mewarnai kegiatan-kegiatan Puspaga dan membantu program-program yang telah dicanangkan,” tuturnya.
Senada, Dosen Prodi Bimbingan Konseling FIP UPI, Dr Anne Hafina mengatakan, kerja sama tersebut menjadi sebuah kesempatan para akademisi untuk bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuan sehingga secara nyata dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
“Dengan demikian ilmu yang dipelajari tidak hanya ada di ruang hampa, tetapi berkembang sesuai dengan realita dinamika kehidupan,” tuturnya.
Atas MoU yang sudah terjalin, menurutnya, UPI akan merancang aktivitas sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. “Kegiatan yang terkait pendidikan sejalan dengan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, Puspaga dapat menjadi tempat untuk magang bagi mahasiswa,” terangnya.
Selain itu, civitas akademica juga dapat membuat penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi di masyarakat Kota Bandung. Sehingga bisa dijadikan sebuah kajian yang bermanfaat bagi pengembangan keilmuan maupun pengembangan layanan kepada masyarakat. “Sehingga menjadi tantangan untuk mencari solusinya berdasarkan bidang keilmuannya,” tuturnya. (*/put)