BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Meski dimasa pandemic, namun hal tersebut tidak menghambat Islamic Fashion Institute (IFI) meluluskan para calon perancang untuk memasuki industri fashion.
Wisuda (graduation) atau Haflatu At Thahorruj ke 8 dan diselenggarakan di alam terbuka Rainbow Garden Lembang, Senin (5/4/2021).
Founder IFI Irna Mutiara mengatakan, gradution kali ini sengaja diselenggarakan di alam terbuka mengingat Indonesia asih dalam kondisi pandemi. Dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan yang sudah diterapkan pemerintah.
“Industri fashion khususnya saat ini sedang berada dalam kondisi gonjang ganjing akibat pandemi. Akibatnya berefek pula pada kondisi fashion moslem. Bahkan IFI sempat kebingungan akan lanjut atau tidak,” tuturnya.
Namun kata Irna yang juga owner dari La Perle ini mengatakan, semua insan fashion terus bergerak untuk terus mengembangkan fshion moslem. Demikian juga dengan keberlanjutan IFI. Menurutnya, industri fashion akan terus berkembang apabila ada generasi baru yang melanjutkan industri ini. Kehadiran lembaga pendidikan fashion moslem sangat membantu terselenggarant perkembangan industri fashion tersebut.
“Saya sebagai perancang terbatas oleh umur dan terbatas oleh gerak. Kalau ada para perancang baru yang lahir dari lembaga pendidikan dan menerapkan kaidah-kaidah syar’i nya dalam mendesain busana, insha alloh industri fshion moslem akan terus berlanjut dan berkembang,” jelasnya.
Pada graduation kali ini ada 17 graduater yang lulus. Irna berpesan, para graduaters tidak otomatis menjadi perancang. Akan masih banyak tantangan ketika masuk langsung ke dunia industri fashion. Semua bergantung pada “effort” masing-masing. Irna juga mengingatkan seorang pengusaha muslim tidak terus mengejar keuntungan dengan bekerja dari pagi sampai pagi lagi. Tetapi cukup sampai petang dan pulang membawa berkah.
“Ibarat seekor burung yang terbang dengan perut kosong saat pagi dan pulang saat sore membawa makanan untuk anak-anaknya. Itulah yang disebut berkah. Semua dipergilirkan, jangan terus hanya mengejar untung tapi lihat apakah usaha itu membawa berkah,” ujarnya panjang lebar.
Graduation dihadiri para founder lain selain Irna Mutiara, yaitu Deden Siswanto dan Nuniek Mawardi. Hadir pula perwakilan 15 para instruktur IFI yang berlatar para praktisi, pelaku usaha, desainer senior, dan akademisi. Diberikan penghargaan untuk Best Stylist, Best Performe, Best Stundent, Best Presentation, dan Best Zero Waste.
“Best Zero Waste” merupakan program IFI untuk peduli lingkungan. Dalam program ini para student diajak untuk memanfaatkan kain sebagai bahan fashion seefektif mungkin sehingga tidak meninggalkan limbah kain yang menambah sampah bagi lingkungan.
“Saya mendapat tantangan untuk memakai kain dengan cermat agar limbahnya sedikit. Dari limbah yang sedikit ini, saya gunakan untuk membuat berbagai detail, aksen, atau aksesories yang mendukung rancangan sehingga kain limbahnya nyari tidak bersisa,” demikian ujar penerima Best Zero Waste. (*/tie)