HEADLINE

Kiprah Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag Dalam Memberikan Manfaat Bagi Umat

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Selalu memberikan manfaat bagi umat dan masyarakat, adalah hal yang tidak lepas dari sosok Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag.

Dedikasi dalam dunia pendidikan dan agama pun, ia jalani sejak remaja hingga saat ini.

Di samping menjadi Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI) Universitas Pasundan. Tata juga tercatat menjadi Dosen Tetap (Lektor Kepala) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung. Wakil Ketua DKM Tajug Cilodong Purwakarta, Pengisi Siaran Keagamaan di PasRadio, PasTV, TVRI Bandung, dan TVOne. Pembimbing Haji dan Umrah PT. Qiblat Tour Islami Bandung. Serta
Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.

“Pada awalnya saya bercita-cita menjadi tentara atau polisi meneruskan jejak perjuangan kakek sebagai pejuang 45,” terangnya.

Tata melanjutkan bahwa hal itu ia pegang hingga selepas sekolah dasar. Ia masuk ke pondok pesantren dan sekolah di tsanawiyah. Di mana di sana ia lebih banyak berinteraksi dengan ilmu keislaman. Belajar ceramah (muhadarah) di pondok pesantren. Mengikuti lomba dakwah dan menjuarainya. Hingga akhirnya  mulai dikenal sebagai penceramah (mubaligh) remaja keliling dari pengajian dari kampung satu ke kampung lain.

“Selanjutnya dari tsanawiyah, saya masuk jenjang Pendidikan ke ‘Aliyah dan tinggal di Pondok pesatren di Bandung. Semakin mendalami ilmu agama dan mengabdikan diri pada wilayah keagamaan lambat laun merubah cita-cita hingga kearah yang sekarang dijalani yaitu akademisi dan da’i.” Ucap lulusan S3 Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pria kelahiran Purwakarta, 1 Januari 1977 ini juga mengungkapkan bahwa semenjak jadi mahasiswa dan menjadi santri di Pondok Pesantren sekaligus menjadi aktivis organisasi eksta kurikuler kampus. Ia memiliki visi yang membawanya pada kesukesannya saat ini.

“Saya punya obsesi, Mengasah Pikir, Mengasuh Dzikir dan Mengejar Karir untuk mencapai cita-cita menguatkan kualitas, memastikan otoritas dan mengembangkan popularitas,” tandasnya.

Dalam hidup ini, Tata juga selalu berprinsip “Moal boga Peurah lamun teu daek Peurih: Moal boga Ajian, lamun teu Lulus Ujian, Moal Boga Karomah, lamun teu Istiqamah”.

Tata Sukayat pun berharap kedepan konsisten dengan yang dicita-citakan semenjak mahasiswa. Bisa mencapai dan mengembangkannya sesuai dengan posisi, porsi dan fungsinya dimana pun berkiprah.

“Saat ini saya menjadi ketua LPPSI Unpas tentu sebuah amanah merupakan kehormatan dan kebanggaan sekaligus tantangan diri. Untuk membuktikan bahwa yang memberi amanah tidak salah memikulkan amanah ini kepada saya. Obsesi saya melalui LPPSI ini bisa turut mewujudkan civitas akademika Unpas yang nyantri. Bukan hanya beragama melainkan pengkuh dalam beragama,” urainya.

Saat ini, sambung Tata sudah Nampak terlihat. Kajian keislaman di Unpas begitu semarak dan merata disemua fakultas bahkan prodi. Sarana peribadatan (masjid) tersedia setiap fakultas bahkan di Pascasarjana yang terkoordinir dengan baik. Jalur beasiswa khusus tahfidz al-Qur’an disediakan bagi calon mahasiswa dan mahasiswa aktif melalui kebijakan Rektor Unpas.

“Moderasi beragama berbasis kearifan Sunda baik dari segi pemahaman maupun  pengamalan sudah menjadi karakter bersama civitas akademika Unpas. Bahkan melalui LPPSI kita coba maksimalkan produk-produk ilmiah relasi Islam dan Sunda. Sehingga Unpas menjadi Madzhab Kajian Sunda Islam,” paparnya.

Terakhir Tata juga ingin berpesan kepada Mahasiswa untuk terus bersikap kritis dan berjiwa mengabdi untuk masyarakat.

“Mahasiswa bukan lagi siswa. Ada embel-embel “maha” (sesuatu yang ter) sangat berbeda dengan siswa. Dalam Bahasa Arab mahasiswa disebut “Thalab Jami’I”. Artinya pencari keseluruhan melalui “perkuliahan” atau Kuliah dalam Bahasa Arab kulun itu berarti keseluruhan (universal, segala hal) bukan juziyah (parsial). Sehingga bagi anak-anak muda yang menyandang predikat mahasiswa harus memiliki kegelisahan akademik terhadap segala hal yang terlihat/terdengar dan terasa. Bersikap kritis (sense of crisis) tidak boleh a priori  dengan keadaan, dan berjiwa pengabdi pada umat dan masyarakat. Figure-figur pemuda seperti itu dalam al-Qur’an seperti Pemuda Ashabul Kahfi, Nabi Ibrahim dikala muda, Nabi Musa disaat Muda, dan figur-figur pemuda baik lainnya.   Atas dasar itu, Universitas Pasundan bertekad membentuk para sarjana yang notabene insan muda negeri ini supaya Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna dan Jembar Budayana. Anu Kaluhur Sirungan Kahandap Akaran,” pungkasnya. (tiwi)

Tiwi Kasavela

Recent Posts

Erna : Menjalani Hidup dengan Pilihan dan Semangat Berkarya

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Erna Sari Gusmaati, atau akrab disapa Erna, adalah seorang gadis penuh semangat yang…

4 menit ago

Polisi Kerahkan Brimob untuk Kawal Pilkada di Wilayah Rawan Banjir

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Petugas kepolisian menurunkan pasukan Brimob untuk bersiaga di sejumlah kecamatan rawan banjir…

32 menit ago

Kemensos Salurkan Bantuan Cepat untuk Pengungsi Banjir dan Longsor di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Sosial (Kemensos) bertindak cepat menangani dampak bencana banjir dan tanah longsor…

2 jam ago

Petugas Gabungan Tertibkan APK di Masa Tenang Pilkada

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Memasuki masa tenang Pilkada Serentak 2024, ribuan alat peraga kampanye (APK) ditertibkan…

3 jam ago

Pilihan Kita untuk Masa Depan

  Oleh : Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.  BANDUNG,…

3 jam ago

Pewarta Balai Kota Bandung Gelar Mancing Asyik dan Donasi Lansia

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pewarta Balai Kota Bandung (PBB) menggelar Mancing Asyik dan Donasi Piala Wali…

3 jam ago