BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Atlet catur Koordinator Olahraga Mahasiswa (KOM) Universitas Pasundan, Miftahul Jannah menyampaikan kekecewaan terkait tidak ada pemanggilan dalam latihan pasca seleksi catur untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2021 di Papua pada bulan oktober mendatang.
“Dari selesai pertama dan kedua alhamdulillah dari hasilnya seharusnya Miftah masuk. Kalau mengikuti dari seleksi pertama yang mana diselenggarakan pada tgl 16 juli 2019. Seharusnya mulai latihan di bulan Januari atau Februari 2020. Namun Miftah tidak ada panggilan dalam hal itu,” terangnya kepada PASJABAR, Selasa (15/6/2021).
Dengan adanya seleksi kedua pada tgl 24 April 2021, seharusnya Miftah juga masuk, ulasnya dan hal ini bisa disaksikan oleh banyak orang, di mana ketua umum KOM Unpas sendiri jug menyaksikannya.
“Hasil seleksi kedua di umumkan pada tgl 25 Mei 2021 dengan pemanggilan atlet untuk segera memasuki ke tempat pelatda jabar pada tanggal 5 Juni 2021, namun nama Miftah juga tidak ada. Dan miftah memastikan dan mendatangi manager catur dan PLT. NPCI kab Bogor menanyakan kepastian Dan Miftah menunggu jawaban sehingga tidak dapat kepastian juga,” urai mahasiswi FKIP Unpas.
Menurut Miftah, ketidakpastian ini karena perihal baju judo yang sempat ia lelangkan pada 17 April 2020 untuk menolong warga yang berdampak covid19.
“Seharusnya itu bukan ranahnya.
Mereka beralasan bahwa miftah tidak izin terlebih dahulu ke pada NPCI kab Bogor . Tapi..Alhamdulillah miftah memiliki bukti kuat bahwa miftah sudah menyampaikan ini sebelum baju resmi dilelang. Hanya saja kabar itu terabaikan dan setelah baju lepas di lelang dari pihak Kabupaten Bogor memberikan respon yang sangat baik. Tapi mengapa sekarang dijadikan suatu permasalahan ?” Ujarnya kecewa.
Menurut Miftah, Seharusnya ia telah berlatih sama seperti atlit lainnya untuk mempersiapkan dari jauh jauh hari. Karena untuk catur terdapat beberapa materi dan langkah yang harus dipahami dengan adanya kerutinan latihan untuk bisa mengasah otak, mencari jalan dan menyusun strategi lainnya.
“Saya kecewa, karena Miftah sangat optimis kalau Miftah bisa jadi juara, karena saya bersungguh-sungguh untuk hal itu sebab ada sesuatu harapan yang miftah gapai dari hasil itu. Diantaranya masa depan adik-adiknya dan orang-orang yang saya sayangi. Kekecewaan yang fatal adalah kenapa miftah yang sudah berusaha berjuang dalam rangka hari mengikuti seleksi namun tidak dipanggil sedangkan yang tidak seleksi malah makin dipanggil? Apakah lebih unggul dia? Jika emang benar Miftah berharap bisa di mainkan dengan orang itu agar hasilnya bisa tahu,” papar Miftahul Jannah.
Miftah pun berharap bahwa dirinya akan diberikan kesempatan untuk membuktikan jika dirinya bisa menjadi sang juara didalam cabang olahraga catur, Bukan hanya dari sekedar pembicaraan namun dengan pembuktian.
“Saya berharap semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan selalu menjunjung tinggi sportifitas berikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang berprestasi tanpa harus menganak tirikan satu dengan yang lain,” pungkasnya. (tiwi)