BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah di Kota Bandung akan diselenggarakan secara hybrid, atau penggabungan antara off line dan online. Selain itu untuk tahap pertama Disdik Kota Bandung akan membuka PTM hanya untuk 20 persen siswa.
“Nantinya akan diberlakukan sekolah dengan system campuran daring dan luring. Sekolah juga harus menyesuakan kurikulum dengan Kemdikbud. Anak yang masuk, juga tidak akan langsung 50 persen, melainkan bertahap 20peren dulu, lalu 30 persen, baru 50 persen dan seterusnya,” ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Cucu Saputra, kepada wartawan (30/8/2021).
Cucu mengatakan, PTM juga akan tergantung kepada kesiapan masing-masing sekolah, dan semua tergantung izin dari satgas kecamatan.
“Kalau Disdik sifatnya hannya memberi rekomendasi dan mendorong agar sekolah bisa segera memberlakukan PTM,” tambahnya.
Cucu mengatakan, sebenarnya Kota Bandung sudah mempunyai buku panduan sebagai juklak dan juknis pemberlakukan PTM. Dan saat ini, semua sekolah sedang mengisi daftar isian untuk persyaratan membuka PTM.
“Sebelum diberlakukan PTM di satu sekolah, sekolah yang bersangkutan harus dimonitoring oleh pihak satgas kecamatan. Lalu nanti akan ada rapat evaluasi dan menetukan apakah sekolah tersebut bisa menggelar PTM atau tidak,” tegasnya.
Sekarang tugas satgas kecamatan yang melakukan monitoring. Hal ini harus dilakukan oleh satgas kecamatan, karena satgas Kota Bandung tidak bisa melakukannya sendiri. Mengingat jumlah sekolah yang akan melakukan PTM sangat banyak. Sehingga tidak mungkin semua dimonitor oleh satgas Kota Bandung.
“Nantinya jika dinas-dias terkait sudah memberikan izin sekolah untuk menggelar PTM. Maka sekolah yang bersangkutan bisa mealaksanakannya,” tutur Cucu.
Namun, untuk sekolah yang sebelumnya sudah melalui tahap monitoring dan simulasi, tidak usah lagi melakukan simulasi.
Untuk itu, lanjut Cucu, pemberlakuan PTM di Kota Bandung tidak akan serentak. Semua bergantung kesiapan masing-masing sekolah. “Baik itu dari kesiapan sarana dan prasarananya, kesiapa kurikulum, SDM pengajar, dan izin dari orang tua,” katanya. (put)