BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan berkolaborasi dengan Pasca sarjana Unpas, and ISEI Bandung menggelar Writing And Translation Article pada Sabtu (20/11/2021) melalui zoom.
Turut hadir menjadi Key Note Speaker Prapti Sasiwi, S. Kom (Plt Direktur Repository, Multimedia dan Penerbitan limiah Badan Riset Nasional) serta pembicara Dr. Any Budiarti, M. Hum (head of language center Universitas Pasundan) dan Prof. Dr. Eko Suyono, M.Si., Ak. (Guru Besar Universitas Jendral Soedirman).
Kegiatan ini diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa S1, S2 dan S3 maupun dosen dari berbagai kampus.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan Dr. H. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,Ak.,CSRS.,CSRA dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan ilmu pengetahuan melalui teknologi maupun seni serta tridharma perguruan tinggi sebagai tujuannya yang harus dicapai.
“Dosen adalah garda terdepan terkait pendidikan pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen harus mencerahkan kehidupan mahasiswa dengan karya ilmiah sebagai bentuk kompetensi dan kepakaran dirinya,” ungkapnya.
Atang mengatakan menulis karya ilmiah adalah keharusan bagi dosen, baik untuk kepentingan penelitian, buku dan lainnya.
Hal ini juga sambungnya, bukan hanya sebagai kewajiban dalam karir melainkan juga tanggung jawab moril bagi pendidikan, di mana kenaikan jenjang dosen secara fungsional juga ditentukan oleh menulis karya ilmiah.
“Tujuan lahirnya sertifikasi dosen adalah sebagai upaya pemerintah untuk mendorong dosen dalam menulis dan menghasilkan karya ilmiah. Sebab gagasan tidak hanya lisan, tapi juga didukung tulisan. Melalui karya akademis yang teruji, baik yang akreditasi atau non akreditasi hal ini sebagai contoh dan menjadi sauri tauladan bagi dosen untuk mahasiswa maupun peserta didiknya untuk berinovasi dan berkreasi,” tandasnya.
Atang mengatakan menulis artikel harus dijadikan kebutuhan bagi kita semua baik mahasiswa maupun dosen sebagai sarana berinteraksi. Untuk kemudian karya ilmiah tersebut dapat bermanfaat sehingga kita bisa bersaing dengan negara-negara lainnya.
“Semoga kegiatan ini memberikan pencerahan dan memberikan masukan bagi institusi dalam pengembangan kurikulum di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua ESEI Cabang Bandung, Aldrin Herwany S.E l., M.M., Ph.D menyampaikan bahwa karya ilmiah di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri.
“Artikel kita nggak kalah jauh dengan dunia, tapi kita terhambat oleh bahasa, andaikan bahasa Indonesia diakui seperti beberapa bahasa internasional lainnya, maka kita juga bisa bersaing,” ujarnya.
Aldrin mengatakan Penting bagi Universitas untuk membentuk tim menulis jurnal jika ingin menjadi leading dalam karya ilmiah.
“Harus dibentuk tim, yang pertama tim untuk translate bahasa dan tim kedua memilih jurnal. Memang ongkosnya akan tinggi, tapi benefitnya juga besar. Ini akan menggiring artikel yang luar biasa,” imbuhnya.
“Saya yakin universitas di Jabar sudah luar biasa dalam hal publikasi, keterbatasan kita dalam bahasa. Mudah-mudahan Unpas bisa lebih bagus sebagai Universitas di Jawa Barat yang makin tinggi publikasinya,” sambungnya.
Aldrin menambahkan perlu adanya pendampingan di setiap Fakultas dan kepada dosen-dosen yang kurang terampil dalam menulis agar dapat meningkatkan produktifitas karya ilmiah.
Adapun Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan sekaligus Direktur Pascasarjana Unpas, Prof.Dr.H.M.Didi Turmudzi M.Si,. mengucapkan apresiasinya terselenggaranya kegiatan ini.
“Saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada pimpinan dan keluarga FEB yang telah membuktikan diri sebagai sosok fakultas yang memberikan solusi dan dapat dibanggakan oleh masyarakat di Jawa Barat termasuk Indonesia,” tandasnya.
Prof Didi melihat bahwa kegiatan ini mendukung visi Unpas sebagai kampus yang mendapatkan pengakuan dunia internasional yang mengusung nilai kesundaan.
“Karya tulis ilmiah ini harus jadi budaya bagi para dosen, yang diawali dengan membaca, dengan membaca akan terangsang ketajaman berpikir yang besar. Sebab kehebatan seseorang tergantung dari kekuatan berpikir. Maka dari itu orang yang senang berpikir akan menulis dan menulis, kuncinya adalah penguasaan dalam bahasa asing,” urainya.
Prof Didi berharap FEB Unpas akan terus berkembang dalam penerjemahan karya ilmiah.
“Selamat dan semoga kegiatan ini rutin dilakukan dan budaya menulis akan makin kuat di lingkungan FEB Unpas,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp., M.Si., M.Kom.IPU menambahkan bahwa dengan webinar ini peserta dapat mengasah kemampuan bahasa dan menambah wawasan.
“Kemampuan menulis dan menerjemahkan artikel diperlukan, maka dari itu perlu adanya strategi dan kiat-kiat, agar semua bisa berkontribusi dalam penulisan artikel maupun penerjemahan artikel tertentu,” ungkapnya. (tiwi)