JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta mitra BUMN dan swasta, menjadi bapak angkat pesantren, dalam upaya mengungkit kemandirian ekonomi pondok pesantren di Indonesia.
“Kita berharap kepada mitra BUMN dan swasta mau menjadi bapak angkat dalam mengungkit kemandirian dan ekonomi pondok pesantren. Kalau ini bisa konsisten, saya optimis pada waktunya pondok pesantren akan mampu menjadi penggerak sekaligus daya ungkit bagi ekonomi nasional sebagaimana yang diharapkan Presiden Joko Widodo,” ucap Yaqut dikutip dari laman kemenag, Jumat (17/12/2021).
Menurut Yaqut, pesantren mengemban misi utama yang tidak bisa dipisahkan. Yaitu, fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi.
“Pendidikan dan dakwah itu diilustrasikan kolam kecil pesantren dan pemberdayaan ekonomi, adalah kolam besarnya. Jangan sampai kita mengharap kolam yang kecil, namun kita melupakan kolam besar,” sambungnya.
Ia pun membandingkan, jumlah pesantren di Indonesia dengan salah satu outlet ritel terbesar di Indonesia. Pesantren mencapai 32 ribu, sementara salah satu outlet ritel terbesar di Indonesia memiliki 20 ribu outlet.
“Kalau 32 ribu outlet bisa dimaksimalkan, kita bisa bayangkan efek dan dampak ekonomi yang akan terjadi. Bukan hanya pondok pesantren, melainkan pelaku usaha dan ekosistem yang ada di dalamnya.” Imbuhnya.
Belajar dari pengalaman dan peluang itulah, lanjutnya, Kementerian Agama menjadikan kemandirian pesantren sebagai program prioritas Kementerian Agama. Diakuinya program kemandirian pesantren bukanlah sesuatu yang baru atau pertama yang dilakukan.
Dikawal
Sebelumnya program ini juga pernah dijalankan oleh pemerintah bersama kementerian/lembaga lainnya. Namun program tersebut dianggap tidak tepat sasaran dalam rangka mengungkit kekuatan ekonomi pesantren agar bisa mandiri.
“Setelah kami telusuri ada banyak gelaran pelatihan dari pemerintah dan entitas lainnya, kepada pondok pesantren tanpa dibarengi modal. Begitu juga ada yang diberi modal, tapi tanpa ada pelatihan dan panduan sehingga akhirnya tidak sesuai tujuan,” bebernya.
Belajar dari banyak hal ini, maka bantuan yang diberikan kepada pondok pesantren dalam program kemandirian pesantren akan dikawal dari hulu hingga hilir. Sehingga bisa dirumuskan entitas bisnis apa yang bisa dilakukan pondok pesantren, sesuai spesifik masing-masing pondok pesantren.
“Tahun ini ada 105 model kemandirian podok pesantren dan tahun 2024 nanti akan ada 5.000 pondok pesantren yang akan menjadi model penguatan kemandirian ekonomi pesantren. Kita akan berikan modal, pendampingan hingga manajemen pemasaran,” pungkasnya. (ytn)