BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil sering diminta mendesain taman kota, di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal itu merupakan bentuk dukungan antar sesama pemimpin daerah yang tak boleh dibatasi oleh wilayah politik.
“Pemimpin harus membuat karya dan saling mendukung antar pemimpin. Ini juga ada permintaan agar Jembatan Brawijaya didesain menjadi jembatan terkeren se-Indonesia. Tunggu saja tanggal mainnya,” kata Ridwan Kamil dalam rilisnya, Jumat (20/1/2022).
Salah satu taman kota yang telah didesain Ridwan Kamil yaitu Taman Brantas Kota Kediri.Taman yang berada di sisi Sungai Brantas ini, merupakan taman yang ia desain ulang ketika menjabat Wali Kota Bandung.
“Mengunjungi karya saya dulu waktu menjabat Wali Kota, Bandung, saat itu diminta sahabat saya Wali Kota Kediri menata sisi Sungai Brantas,” ucap Ridwan Kamil.
Ia bersama Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sempat sarapan bersama di area taman persis dibawah Jembatan Brawijaya. Keduanya pun sempat menjajal BMX milik warga di area sepeda.
Menurut Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, kota yang dilewati oleh sebuah sungai memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Ia pun tak ragu menerima permintaan Wali Kota Kediri untuk menata ulang Taman Brantas yang dulunya terbilang kurang terurus dan sering digunakan warga beraktivitas negatif.
“Sebenarnya semua kota yang dilewati sungai mempunyai potensi wisata dan menjadi indahnya itu besar. Pak Wali (Wali Kota Kediri) menyampaikan dulu di sini tempat orang beraktivitas negatif, tapi sekarang bisa dilihat ada aktivitas olahraga, skateboard, BMX, dan rekreasi. Kalau tidak ada COVID-19, suasananya ramai sekali di sini,” tuturnya.
Ia menjelaskan, konsep Taman Brantas lebih kepada kombinasi antara taman yang sifatnya aktif dan pasif. Taman aktif yang didominasi cat warna merah diperuntukan bagi anak muda untuk beraktivitas.
Sedangkan taman pasif yang lebih banyak pohon rindang biasa dimanfaatkan oleh orang dewasa atau lanjut usia. Menurutnya, ciri kota yang baik adalah warganya senang nongkrong di ruang publik.
“Kalau warga tak ada yang nongkrong berarti ada yang salah dengan kotanya karena tidak memberikan ruang rekreasi bagi warganya,” ucapnya. (*/ytn)