BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan berkolaborasi dengan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Jawa Barat menggelar Seminar Nasional bertajuk “Transformasi Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan Guru Bimbingan Konseling Abad 21 pada Senin (24/1/2022) secara hybrid.
Kegiatan ini diikuti oleh 220 peserta yang merupakan guru BK di berbagai sekolah yang ada di Jawa Barat.
Adapun 100 peserta hadir secara on site di Aula Mandalasaba dr. Djoenjoenan Lantai V Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No 41 Kota Bandung dan 120 peserta hadir secara online melalui zoom.
Dekan FKIP Unpas Dr. H. Uus Toharudin M.Pd mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membekali guru BK dalam mendidik siswa di sekolah, bagaimana guru dapat mengidentifikasi minat dan bakat siswa sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya meraih kesuksesan.
“Kami juga mengundang dua guru besar, Prof Didi Turmudzi dan Prof Uman Suherman untuk membagi pengalaman mereka sebagai pendidik dalam aspek managerial, mengembangkan profesi termasuk nilai-nilai yang harus dimiliki oleh pendidik,” tandasnya.
Di samping itu, Uus juga berharap bahwa guru BK dapat mengutamakan nilai-nilai agama dalam pengajarannya.
“Para guru BK harus dapat mengarahkan peserta didiknya menjadi pribadi yang shaleh dan sholehah serta berkompeten di bidangnya,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dekan II FKIP Unpas, Dr. Hj. Dini Riani Turmudzi, M.M, menyampaikan bahwa seminar ini adalah salah satu rangkaian Milangkala FKIP Unpas ke 44.
“Di samping dalam rangka rangkaian Milangkala, kegiatan ini juga sebagai upaya dalam menjalin silaturahmi dengan MGBK Provinsi Jawa Barat termasuk kota dan kabupaten yang ada di dalamnya,” ujarnya.
Dini pun berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para peserta guru BK dan sebagai ajang promosi agar jumlah mahasiswa FKIP Unpas lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Adapun Pemateri Seminar Transformasi Pendidikan, Prof Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si mengatakan bahwa saat ini guru BK memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan.
“Mendidik SDM ke depan menjadi hal yang semakin berat bagi seorang guru, di samping ilmu dan skill, masalah akhlak juga menjadi sesuatu yang fundamental. Nilai agama dan moral harus dikuatkan, mulai dari SD selama enam tahun, SMP tiga tahun, iman dan takwa ini penting dibina sebagai wujud dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional,” imbuhnya.
Saat ini sambung Prof Didi, akhlak menjadi hal yang kurang disentuh, karena pendidikan fokus pada daya saing bangsa, padahal menurutnya perlu keseimbangan antara daya saing, kecerdasan keilmuan dan akhlak mulia.
“Seminar ini berupaya menggali fenomena yang terjadi saat ini, baik perkembangan teknologi maupun aspek lainnya, untuk melihat tantangan dan mencermati apa sisi baik dan buruknya,” ulasnya.
Sedangkan, pemateri Pengembangan Keterampilan Guru Bimbingan Konseling Abad 21, Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd. dalam paparannya mengatakan bahwa para guru BK mestinya tidak hanya menjadikan teks sebagai bahan pengajaran tapi juga konteks, terlebih di era disrupsi dan normal baru saat ini.
“Tugas pendidik bukan hanya mengajar saja, melainkan mengubah kemiskinan cara berpikir yang memandang bahwa pendidikan itu tidak penting di era saat ini, sebab pendidikan itu adalah sesuatu yang sangat penting, selain itu bagaimana guru BK dapat membangun tata krama peserta didiknya,” ulasnya.
Prof Uman melanjutkan bahwa seorang guru pun harus memiliki komitmen untuk mau belajar sepanjang hayat, supaya dapat mengikuti arus perkembangan teknologi yang kian pesat.
“Seorang guru bukan hanya harus terampil dalam teknis menggunakan internet, tapi harus meningkatkan kapasitas berpikir dan cara berkomunikasi yang tepat,” tandasnya.
Di jaman yang serba instant ini, sambung dia, para guru pun harus menanamkan nilai-nilai perjuangan, kerja keras dan arti sebuah proses untuk meraih kesuksesan.
“Saya ingin guru BK yang ada di sekolah dapat menjadikan anak didiknya sebagai investasi bagi ke dua orang tua bahkan bangsanya,” ucapnya.
Ia juga mengapresiasi FKIP Unpas yang telah menyelenggarakan seminar ini dan berharap akan semakin maju ke depannya. “FKIP Unpas selama ini, sudah memiliki banyak prestasi seperti menjadi penyelenggara pendidikan profesi, penyelenggara Diklat PEKERTI/AA. Saya ucapkan selamat untuk FKIP Unpas, semoga senantiasa dapat menjaga marwah kampus dan tidak hanya eksis di tingkat nasional tapi juga internasional,” pungkasnya. (tiwi/tie)