JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19, sampai Kamis (10/2/2022) mencapai 28 persen atau naik 1,7 persen dibandingkan hari sebelumnya.
COVID-19 varian omicron ini menular lebih cepat daripada varian delta, namun gejala-gejala yang ditimbulkan omicron tidak seberat gejala delta. Namun masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lansia, anak-anak, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
”Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus COVID-19,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. Kemkenkes Abdul Kadir seperti dikutip PASJABAR dari laman kemkes, Jumat (11/2/2022).
Lalu bagi masyarakat yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, disarankan untuk isolasi mandiri di rumah maupun di isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah. Bagi pasien isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan secara medis oleh petugas kesehatan.
”Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen kita bisa mengantarkan obat ke rumah pasien dalam tempo 124 jam, dan sudah mempercepat pengadaan obat bekerjasama dengan Kimia Farma,” ujarnya.
Tenaga kesehatan
Selain meningkatkan layanan obat, pemerintah juga memperkuat tenaga kesehatan guna mengantisipasi kondisi terberat. Kemenkes telah mempersiapkan kembali perekrutan relawan kesehatan sebagai cadangan tenaga kesehatan di kondisi sulit nanti.
”Selain melakukan perekrutan, kita juga melakukan pemeriksaan teratur kepada tenaga kesehatan kita. Positivity rate tenaga kesehatan kita saat ini di bawah 10 persen. Belum ada nakes yang meninggal sejauh ini akibat COVID-19 varian omicron karena memang mereka sudah bersiap dan diberikan vaksinasi booster untuk pencegahan. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala,” sambungnya.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengingatkan semua pihak untuk tenang dan waspada dengan kenaikan kasus omicron yang lebih cepat dibadingkan delta.
”Kita terbiasa melihat angka kasus yang naiknya perlahan saat varian delta kemarin, jadi ketika melihat lonjakan kasus yang sebagian besar disebabkan varian omicron menjadi panik. Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada. Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding delta, namun gejala omicron tidak separah varian delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan. Kita dapat lihat dari angka keterisian tempat tidur dan isolasi COVID-19 di rumah sakit masih sangat terkendali, dibanding tahun lalu,” ungkapnya. (*/ytn)