BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Aksi panic buying salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng di Kota Bandung belakangan ini.
“Memang tidak bisa dipungkiri waktu awal-awal harga minyak goreng turun, warga melakukan aksi panic buying. Sehingga stok mudah habis,” ujar Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa kepada wartawan, Senin (14/2/2022)
Akibat panic buying ini stok dari masing masing pusat distribusi menjadi dibatasi. Terutama stok ke minimarket yang sekarang hanya dikirim sekitar dua karton dengan kapasitas enam pouch per karton.
“Lebih ke stok gak ada, jadi ritel juga pas ngobrol mengaku pasokan tidak seperti dulu terbatas misal tadinya dapat 10 sekarang dikurangi. Sekarang jadi dua dus yang artinya cuma untuk 12 orang,” tandasnya.
Disinggung soal antrian pembelian minyak goreng di Superindo, Ujungberung itu hanya kasusistik di sana saja.
“Kita Jumat sudah dapat data dari Aprindo Jabar, kalau stok lumayan masih banyak, namun itu untuk selain kota dan kabupaten. Jogya grup kalau hari ini seperti Hypermart, MIM, dan Lotte masih banyak lumayan. Supermarket ini meski gak banyak tapi ada, minimarket mungkin ada tapi gak banyak, terbatas ya,” ucapnya.
Lanjutnya, masyarakat saat ini masih bisa membeli minyak goreng di supermarket dengan catatan tidak usah panic buying.
“Ya memang sekarang mau bagaiman lagi. Yang stoknya tersedia hanya di supermarket. Kalau di minimarket memang terbatas dan di pasar tradisional, harganya masih reklatif tinggi,” paparnya.
Namun demikian untuk operasi pasar (OP), kata Meiwan saat ini belum bisa dilaksanakan. Terlebih angka kasus positif COVID-19 kembali meningkat.
“Jadi gak mungkin mengadakan kerumunan, terus gimana barang kan sekarang pun susah kaya kemarin masih beli stok lama. Tapi sih ada beberapa pedagang di warung dan pasar tradisional sudah menjual ada dengan harga baru,” tutupnya.
Sementara itu Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta agar pemerintah pusat segera memberikan solusi terkait masalah ini. Pihaknya sendiri mengaku tidak bisa melakukan banyak hal karena persoalan minyak goreng ini di ranah pusat.
“Ya ini kan masalah dari pusat ya kami gak bisa banyak berbuat. Hanya saja saya meminta agar pusat segera memberikan solusinya, tetapi saya akan berkoordinasi dulu dengan Disdagin,” ungkapnya. (put)