BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kebutuhan anak celah bibir dan celah langit-langit akan nutrisi, sama dengan anak lainnya.
“Bahkan sebenarnya kebutuhan mereka akan nutrisi yang baik, jauh lebih tinggi, dibanding anak lainya,” ujar Program Director Smile Trian Idonesia, Ruth Advencya Monalisa dalam acara 100k Surgery Celebration-Creating Smiles with Smile Train Indonesia, Kamis (10/3/2022).
Pasalnya, lanjut Ruth anak dengan celah bibir dan celah langit-langit akan melalui banyak proses operasi sehingga dibutuhkan kesiapan fisik dan nutrisi sejak masih dalam kandungan.
“Sehingga sejak masih dalam kandungan, semestinya perkembangan janin bisa terpantau dengan baik. Jika pada akhirnya saat sudah terpantau ternyata ada kekurangan nutrisi, maka bisa langsung dikejar ketertinggalan tersebut,” paparnya.
Untuk itu, Ruth mengatakan, sangat penting bagi anak untuk mendapatkan asupan ASI di 6 buan pertama kehidupannya.
Walaupun, Ruth mengakui, pasti sangat sulit bagi ibu untuk memberikan ASI kepada anak dengan celah biir dan celang langit-langit.
“Untuk itu penting bagi seorang ibu, agar dapat memberikan ASI ekslusif kepada anaknya. Jangan sampai ibu merasa kesulitan memberikan ASI lalu menyerah begitu saja,” katanya.
Menurut Ruth, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi bagi pasien beserta keluarga pasien dalam memberikan nutrisi yang tepat demi tumbuh kembang yang baik bagi sang pasien.
“Untuk melakukan pendampingan ke anak itu, tidak hanya orang tua dari kita juga Smile Train dan rekan mitra kami terus berupaya menyosialisasikan kepada keluarga pasien agar perawatan dan pemberian asupan gizi bisa dilakukan secara optimal,” ujar Ruth.
Ruth menjelaskan, asupan nutrisi kepada pasien sangat penting untuk diperhatikan. Sebab, lanjut dia, operasi perawatan dan pemulihan bibir sumbing dan celah langit-langit sangat bergantung pada kondisi kesehatan pasien untuk bisa dilanjutkan ke proses operasi.
“Bahwa operasi sumbing itu untuk bibir dimulai dengan usia dari minimal 3 bulan, berat badan minimal 5 kilogram dan ada pemeriksaan hemoglobin minimal 10 dan lainnya. Yang membuat kita sedih adalah banyak anak datang dengan berat badan yang kurang,” lanjutnya.
Kekurangan nutrisi
Faktor penyebab kekurangan nutrisi, jelas Ruth, selain minimnya kadar nutrisi yang didapat oleh pasien, cara dan proses pemberian nutrisi yang tepat menjadi salah satu kendala banyaknya pasien yang kekurangan nutrisi. Seperti cara pemberian ASI, pengganti ASI dan makanan pendukung ASI.
“Nah itu memang edukasi-edukasi yang menjadi tantangan kita, bagaimana harus mengedukasi seluruh masyarakat terutama, khususnya orang tua orang tua yang memiliki kondisi sumbing dan celah langit,” jelasnya.
Maka dari itu, Ruth berharap dengan adanya capaian 100.000 operasi bibir sumbing gratis ini, bisa melakukan edukasi dan sosialisasi lebih luas ke seluruh pelosok Indonesia tentang pemberian nutrisi yang tepat bagi anak dengan kondisi tersebut.
“Kita akan mulai secara bertahap, dengan mengajak mitra dan rumah sakit yang sudah siap untuk melaksanakan Comprehensive Care itu,” ungkapnya.
“Mungkin sulit untuk menjadi sempurna sekali, tetapi ketika semua bekerjasama dengan baik untuk memberikan pendampingan dan follow up tindaklanjut yang tepat waktu, tentu hasilnya akan lebih optimal,” pungkasnya.
Sementara itu, menurut Dokter Spesialis Anak, Julistio Djais mengatakan, ada beberapa teknik menyusi bagi ibu yang memiliki anak dengan celah bibir di antaranya dengan menyuapi secara perlahan, atau dengan dengan menggunakan selang.
“Dengan acara apapun bisa digunakan yang penting tetap memberikan asupan nutrisi yang baik,” terangnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah memberi makan anak harus dengan kesabaran dan tidak memaksa.
“Intinya memberi makan harus dengan cara yang benar dan tidak memaksa. Karena dengan memaksa bia berakibat anak menjadi punya perilaku yang tidak baik,” terangnya.
Setelah melewati masa 6 bulan ASI eksklusif, anak bisa mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Julistio menegaskan MPASI yang diberikan kepada anak harus simpel namun mengandung semua nutrisi. Baik itu protein hewani, protein nabati, karbohidrat, sayur, dan buah.
“Dianjurkan memberi makanan yang lembek,” terangnya. (put)