PASBANDUNG

Belum Ditemukan Sapi Kena Penyakit Mulut dan Kuku di Kota Bandung

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar, mengantakan penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternak besar seperti sapi, hingga sekarang belum mengkhawatirkan di Kota Bandung.

“Kalau di Bandung sejauh ini masih aman,” ujar Gin Gin kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).

Menurut Gin Gin sejak penyakit ini dinyatakan muncul pertama kali, pihaknya langsung melakukan konsolidasi kepada peternak agar melakukan pencegahan dan memberikan edukasi.

“Dari hari pertama masuk kerja kami sudah langsung terjun ke lapangan,” tegasnya.

Namun Gin Gin menegaskan, sejauh ini di Kota Bandung belum ada yang melaporkan hewan ternaknya terjangkit penyakit mulut dan kuku.

“Hal ini karena para peternak membeli sapi sudah dari jauh-jauh hari sebelum muncul penyakit ini. Kan membesarkan sapi itu butuh waktu 3-4 bulan. Jadi mereka sudah membeli dari awal April, sedangkan penyakit ini muncul pada akhir April,” paparnya.

Untuk itu, yang harus diwaspadai adalah hewan yang masuk dari luar kota. Apalagi datang dari daerah yang terjadi pada endemi, seperti Jawa Timur.

“Makanya, berdasarkan surat edaran dari pemerintah provinsi, untuk sementara tidak ada pengiriman hewan ternak dari luar kota,” tuturnya.

Gin Gin menerangkan, kekhawatiran justru timbul jika kondisi masih belum membaik saat menjelang Idul Adha.

“Kami khawatir ketika Idul Adha akan kesulitan mendapatkan sapi untuk hewan kurban,” jelasnya.

Penyakit mulut dan kuku ini, lanjut Gin Gin menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, rusa, kambing dan sebagainya. Penyakit ini tidak menular kepada manusia, namun manusia bisa menularkan penyakit ini.

“Misalnya ada dokter yang bersentuhan dengan sapi yang terkena penyakit. Laku dokter tersebut memegang hewan lain, nah itu bisa menularkan,” paparnya.

Ciri dari hewan yang terkena penyakit ini, adalah banyaknya produksi lendir pada mulut dan lidah. Adanya bercak merah pada kulit dan demam hingga 40 derajat celcius.

” Tapi karena sekarang belum ada anti virusnya, maka yang bisa dilakukan adalah mengobati gejala. Seperti jika demam, maka disembuhkan dulu demamnya. Jika ada hewan yang terkena penyakit ini, maka harus dipisahkan,” bebernya. (put)

 

Yatni Setianingsih

Recent Posts

Sustainability Bond bank bjb Oversubscribed Hingga 4,66 Kali

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…

11 jam ago

Sengit! Persib Kandaskan Borneo FC Lewat Gol Ciro Alves

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…

13 jam ago

Cucun Syamsurijal Laporkan Anggota DPRD Kab. Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…

13 jam ago

Cucun Syamsurijal: Pilkada Ibarat Sepak Bola

KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…

14 jam ago

Peluang Emil Audero di Timnas Indonesia Kata Erick Thohir

WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…

15 jam ago

Insting Shin Tae-yong Terbukti di Laga Kontra Arab

WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…

16 jam ago