BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Perusahaan rintisan dari sivitas akademika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad, Jack Don’t Swim menjadi salah satu peserta Blue Tech Accelerator Program 2022.
Acara berskala internasional ini digelar secara virtual pada 23 April hingga 21 Mei 2022 mendatang. Jack Don’t Swim merupakan salah satu startup yang mendapatkan hibah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan dilakukan pembinaan oleh Pusat Inkubasi Bisnis/Oorange Unpad.
Dari usaha Jack Don’t Swim, Blue Tech Accelerator Program 2022”\ diikuti oleh satu alumnus dan dua mahasiswa Kelautan FPIK Unpad, yaitu Kemaal Sayyid Zenyda, S.Kel., (CEO), Salsa Dewi K (CMO), dan Alif Sumantri (CTO).
“Jack Don’t Swim merupakan start up yang bergerak dibidang teknologi instrumentasi kelautan, yang di mana kegiatan usahanya adalah mengembangkan instrumen atau alat kelautan untuk menunjang ketersediaan data di Indonesia. Contoh produk kami adalah RHEA dan ARHEA. Selain mengembangkan produk, kami juga menyediakan jasa sewa dan reseller beberapa produk dari instrumen kelautan,” kata salah satu perwakilan Jack Don’t Swim, Salsa seperti dikutip PASJABAR dari laman unpad, Jumat (13/5/2022).
Blue Tech Accelerator Program sendiri merupakan program yang diikuti oleh sejumlah startup dari berbagai negara, yang bertujuan untuk mengakselerasi ide-ide inovatif para peserta di bidang teknologi dalam memecahkan permasalahan yang ada di laut.
Pada kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan bimbingan dari sejumlah mentor, yaitu David Cutler (Co-Founder Fortuna Cools), Primiaty Natalia (Government and Community Coordinator in Thresher Shark Indonesia), Anna Oposa (Co-Founder Save Philippine Seas), Usha Perumal (Chief Executive Officer and Founder Bluepreneur Asia Ventures), Mary Jane Lamoste (Founder Tagpi-Tagpi) dan Swietenia Puspa Lestari (Co-founder and Executive Director of Divers Clean Action). (*/ytn)