BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, S.E., M.T., PhD, dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Unpad menjadi salah satu perguruan tinggi yang menerima peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari luar pulau Jawa.
“Sebanyak 260 peserta akan kita jadwalkan untuk kita terima di Unpad,” ujarnya seperti dikutip PASJABAR dari laman unpad, Rabu (18/5/2022).
Lebih lanjut Fahmi menjelaskan, ada beberapa keuntungan yang akan didapat mahasiswa melalui program ini. Selain mendapatkan pengalaman belajar yang bisa dikonversi ke dalam nilai perkuliahan di kampus asal, mahasiswa juga mendapatkan materi mengenai kebinekaan, wawasan kebangsaan, dan cinta tanah air yang terangkum dalam Modul Nusantara.
Di dalam modul tersebut, mahasiswa akan belajar mengenai budaya, bahasa, dan aspek sosial dari daerah lokasi kampus tujuan. Karena itu, Modul Nusantara yang dikembangkan perguruan tinggi tujuan akan berbeda disesuaikan dengan kondisi sosial budaya dan nilai-nilai yang dianutnya.
Selain itu, mahasiswa juga akan mendapatkan potongan biaya UKT serta berbagai biaya yang mendukung mahasiswa selama menjalani perkuliahan di kampus tujuan. Fahmi mendorong mahasiswa Unpad dapat berpartisipasi aktif mendaftar program Pertukaran Mahasiswa Merdeka.
“Untuk mendaftar program ini, mahasiswa sebaiknya berkonsultasi dulu dengan program studi karena harus ada izin dari prodi dan sekaligus memudahkan proses konversi nilai,” jelasnya.
Program Ditjen Dikti
Seperti diketahui, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan upaya Ditjen Dikti dalam mendukung kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Tujuannya adalah selain mendapatkan pengalaman belajar, mahasiswa juga didorong belajar keragaman dan toleransi dari perguruan tinggi yang dituju.
“Intinya bukan hanya kuliah, tetapi belajar nilai-nilai budaya, agama, suku, dan bahasa,” ucapnya.
Fahmi menjelaskan, secara teknis mahasiswa dapat studi di perguruan tinggi yang berbeda pulau dengan kampus asalnya. Sebagai contoh, mahasiswa Unpad bisa melakukan program pertukaran dengan perguruan tinggi di Pulau Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, hingga Papua.
Selain itu, mahasiswa juga dapat memilih dua metode program, yaitu mengikuti seluruh program perkuliahan secara luring di perguruan tinggi tujuan, atau mengambil beberapa mata kuliah di kampus asal secara daring dan mengikuti perkuliahan secara luring di kampus tujuan. (*/ytn)