BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM —Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha mengatakan, masih banyak menemukan keluhan warga terkait mekanisme Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Bandung.
“Masih banyak warga yang tidak benar-benar paham mengenai proses PPDB. Setiap tahun selalu ada yang begini,” ujar Achmad yang dihubungi baru-baru ini.
Achmad mengatakan, seharusnya, semua civitas pendidikan dan aparat kewilayahan juga bisa menajdi konsultan pendidikan. Sehingga tidak ada informasi yang tidak tersampaikan kepada masyarakat.
“Sehingga jika ada warga yang tidak tahu atau terkendala masalah teknis, maka bisa menanyakan kepada aparat kewilayahan atau kepada civitas pendidikan,” terangnya.
Beberapa hal yang masih menjadi kendala di antaranya adalah, terkait warga tidak mampu, khsusunya mengenai SKTM. Untuk itu, Achmad kembali menegaskan bahwa pihak sekolah harus bisa menjadi konsultan. Agar siswa RMP tidak terjebak masuk ke jalur umum.
“Jangan sampain karena warga tidak bisa mendapat SKTM, lalu harus menempuh jalur umum dan di tengah perjalanan tidak punya biaya untuk meneruskan pendidikan,” kata Achmad.
Apakah Disdik Kota Bandung mampu tangani PPDB ?
Banyaknya kendala pada setiap pelaksaan PPDB, menurut Achmad karena jalur informasi yang belum klik. Sehingga banyak warga yang tidak mendapatkan informasi secara utuh, yang pada gilirannya akan menyulitkan warga.
Achmad sangat menyesalkan kondisi ini, terlebih apa kesulitan yang dialami warga masalahnya hanya itu-itu saja.
“Sebenanrnya secara proses, Kota Bandung sudah ada perbaikan, tapi memang tidak bisa kita pungkiri selalu ada saja masalah yang dihadapi di lapangan,” sesalnya.
Dengan kondisi yang seperti ini, Achmad menilai sistem penyampaian informasi di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung masih belum baik. Hal ini berlaku dari level kepala dinas sampai staf Disdik.
“Mau bagaiaman bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat, kalau kepala dinasnya saja susah dihubungi,” terangnya.
Achmad menceritakan bagaiaman pihaknya sangat sulit mengubungi Kepala Dinas Pendidikan, sehingga komunikasi yang terjalin diakui Achmad memang tidak lancar.
“Padahal kami ingin bicara itu bukan untuk apa-apa, tapi untuk membantu dan memberikan masukan. Tapi ini malah seperti bersembunyi, kalau kami panggil,”tegasnya.
Sehingga secara pribadi Achmad mempertanyakan, apakah disdiknya mampu atau enggak?(put)