BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Tim dari Kelompok Keahlian Paleontologi dan Geologi Kuarter ITB, melakukan pendekatan melisopalonologi yang menelaah kandungan serbuk sari dalam madu untuk mengetahui asal sumber serbuk sari.
Hal ini dapat memengaruhi nilai jual dan daya saing produk lokal serta potensi wisata lain dari daerah penghasil madu, seperti yang dilakukan tim ini di Desa Wisata Mekarwangi, Sindangkerta, Kabupaten Bandung.
Tim ini dipimpin peneliti ITB Dr.rer.nat. Maria Sekar Proborukmi, S.T., M.Sc., tersebut bekerja sama dalam program pengabdian kepada masyarakat dengan Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung
“Informasi mengenai komposisi serbuk sari dalam madu sangat bermanfaat. Bagi peternak lebah dan konsumen, informasi tersebut dibutuhkan karena menjelaskan orisinalitas dan sumber flora, asal dan jenis madu, serta upaya konservasi dan penanaman tanaman bunga untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi madu,” terangnya seperti dikutip PASJABAR dari laman itb, Rabu (29/6/2022).
Ia menjelaskan, program ini akan dilanjutkan tahun ini, untuk mendapatkan acuan pelabelan madu setiap musim panennya dengan analisis melisopalinologi. Selain dapat memberdayakan masyarakat Desa Mekarwangi dalam bidang pariwisata, upaya tersebut juga dapat mengenalkan budaya dan produk lokal lain seperti teh, kopi, ganyong, kelinci, dan lain-lain. (*/ytn)