JAKARTA, PSJABAR.COM – Berbagai program turunan dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) guna membekali mahasiswa menghadapi tantangan yang begitu dinamis di masa depan. Menanggapi hal ini ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, menyatakan komitmen Kementerian BUMN untuk mendukung berbagai program MBKM.
“Kementerian BUMN berkomitmen untuk mendukung program MBKM, salah satunya dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Kami berharap program ini bisa menjadi link and match antara dunia pendidikan dan lapangan pekerjaan,” ucapnya. Hal ini disampaikan Menteri BUMN pada Road to Festival Kampus Merdeka yang ditayangkan di kanal Youtube Kemendikbud RI, Senin (4/7).
Dalam rangka untuk menyambut Festival Kampus Merdeka (FKM) pada Agustus mendatang, program MSIB juga diharapkan dapat memberikan pengalaman dan bekal yang baik bagi mahasiswa untuk mengoptimalkan potensi diri sebagai sumber daya manusia unggul di masa depan demi mewujudkan Indonesia maju, makmur, dan mendunia.
Menteri BUMN menyampaikan, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam saja. Pola pikir SDM Indonesia juga harus dibangun dengan konsep knowledge-based economic melalui pengembangan sumber daya manusia. Menurut Menteri Erick, Kemendikbudristek memiliki tanggung jawab untuk memastikan penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Namun, upaya ini memerlukan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian BUMN.
“Indonesia harus meningkatkan keunggulan dan daya saing sumber daya manusia, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama-sama,” lanjutnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengimbau agar para alumni program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi contoh sukses dan garda terdepan yang menjaga keberlanjutan program MBKM.
Menurut Menteri Nadiem, para mahasiswa yang telah merasakan sendiri manfaat dari program ini dapat mendorong kampusnya untuk menciptakan program yang serupa atau program orisinil lainnya di dalam kampusn. Selain itu, para alumni juga harus mendorong mahasiswa lain yang belum berkesempatan untuk mengikuti berbagai program MBKM.
Lebih lanjut tentang program MSIB, CEO Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak menyampaikan bahwa mahasiswa yang pernah mengikuti program magang memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan lulusan yang belum pernah mengikuti program. Melalui program magang, mahasiswa mendapatkan sarana untuk melakukan pengecekan kondisi di lapangan (reality check), dan mengetahui bagaimana teori yang mereka pelajari di kampus dapat diterapkan dalam kegiatan perusahaan sehari-hari.
“Mahasiswa juga bisa memiliki daya (sense) yang semakin baik akan dunia pekerjaan sehingga pada saat mereka nantinya akan mulai memasuki dunia pekerjaan bisa beradaptasi dengan sangat cepat. Selain itu, mahasiswa yang telah mengikuti program magang akan merasa lebih yakin dalam memilih perusahaan yang cocok dengan minat dan budaya mereka. Selain itu, karena pengalaman yang mereka memiliki, kemungkinannya lebih besar bagi mereka untuk diajak bergabung dalam suatu perusahaan,” jelas Hilman.
“Apabila seorang manajer memiliki kebutuhan untuk anggota tim baru dan memiliki dua kandidat yang baru lulus dari perguruan tinggi (fresh graduate), dia akan memilih kandidat yang sudah pernah mengikuti program magang,” kata Hilman.
Kemendikbudristek saat ini tengah membuka pendaftaran untuk program MSIB angkatan 3 bagi 40 ribu peserta yang akan ditempatkan di ratusan mitra yang telah lolos proses seleksi. Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa program sarjana minimal semester lima serta mahasiswa vokasi yang minimal berada di semester 3 untuk program D2, semester empat untuk program D3, dan semester lima untuk program D4.
Menyambut angkatan ketiga ini, MSIB akan menggelar MSIB Fair, pameran yang mempertemukan mahasiswa dengan mitra-mitra MSIB. Pameran ini akan digelar pada 5 – 6 Juli 2022 di gedung Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. (nis)