BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pengurus Besar Paguyuban Pasundan memberikan gelar kehormatan “Wastu Jana Parakrama” dan pengangkatan pinisepuh Paguyuban Pasundan kepada Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M.
Kegiatan ini digelar secara hybrid pada Senin (29/8/2022) secara on site di Aula Mandalasaba dr.Djoenjoenan Lantai V Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra No 41 Kota Bandung dan virtual melalui zoom yang disiarkan live di YouTube Pasjabar.
Ketua PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. HM Didi Turmudzi, MSi menyampaikan bahwa penobatan ini adalah bentuk penghargaan atas dedikasi dan kontribusi Dudung bagi nusa dan bangsa.
“Layang pangajen Wastu Jana Parakrama ini bermakna sosok pemberani yang memilki keberanian dalam melaksanakan tugasnya,” tuturnya.
“Beliau juga menjadi pinisepuh Paguyuban Pasundan yang berarti tokoh yang dihormati, dikagumi dan dituakan, di mana sebelumnya gelar pinisepuh ini juga diberikan kepada Presiden Joko Widodo,” tandasnya.
Di samping itu, Prof Didi juga menyampaikan bahwa saat ini, tanah pasundan tengah mengalami berbagai krisis yang mengkhawatirkan seperti krisis solidaritas kebangsaan, krisis menggunakan bahasa sunda, krisis simbol kesundaan yang semakin hilang serta krisis kepemimpinan informal.
“Krisis ini menjadi perhatian kita semua, termasuk Paguyuban Pasundan yang sudah mencapai usia 109 tahun dan kami bertekad untuk mengembalikan Paguyuban Pasundan sehingga memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Republik Indonesia,” tuturnya.
Prof Didi juga berharap dengan kegiatan ini, peserta dapat menerima wawasan kebangsaan dan bisa meneladani sosok Dudung.
“Beliau memiliki tekad yang luar biasa bahwa prestasi dan kedudukan bisa diraih lewat kerja keras, keberanian dan doa kepada Tuhan. Sosok seperti beliau sangat dibutuhkan oleh negara ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat mengucapkan selamat kepada Jenderal Dudung atas penghargaan yang diraih serta prestasi yang telah ditorehkan.
“Selamat Jenderal Dudung Abdurahman, pinisepuh ini adalah sebuah kehormatan yang tidak semua individu dapatkan, ini menandakan ada pencapaian individu yang menorehkan sejarah khususnya memimpin seluruh tentara angkatan darat RI yang dikenal sangat luar biasa, ada istilah hiji ge maung, ini cocok untuk Pak Dudung,” tandasnya.
Emil mengatakan bahwa kontribusi Dudung bukan hanya diapresiasi di dalam negeri tapi juga di luar negeri, di mana terakhir Dudung juga baru bertolak ke Filipina terkait kiprahnya role model antiradikalisme dan antiterorisme.
“Amannya Indonesia amannya dunia, maka semua berkepentingan,” tambahnya.
Emil juga menyoroti terkait konflik yang banyak terjadi di berbagai belahan dunia, maka dari itu Pemprov Jabar menjadi yang pertama di Indonesia yang memiliki kurikulum antiradikalisme dan antiterorisme di SMA, untuk mewujudkan kehidupan bernegara yang kondusif.
“Adapun yang disampaikan oleh Prof Didi, hal ini juga menjadi perhatian Pemprov Jabar sehingga punya pendidikan karakter yaitu Jabar masagi, yang diharapkan dapat melahirkan kualitas anak muda Jabar yang juara lahir dan batin,” tandasnya.
Emil pun berharap Jenderal Dudung dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat sebagai sosok yang pemberani dan humanis.
Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. menyampaikan bahwa ini adalah gelar yang ke tiga belas kali yang diberikan oleh Paguyuban Pasundan.
“Gelar ini adalah konsekuensi bagi saya sebagai kepala staf Angkatan Darat karena saya harus bisa melindungi seluruh masyarakat Indonesia, banyak kegiatan yang saya lakukan yaitu bagaimana pemberdayaan wilayah, masalah stunting, sumber daya air, semua untuk kesejahteraan masyarakat sesuai dengan pesan pak Jokowi agar membantu pemerintah daerah dalam mensejahterakan rakyatnya,” tandasnya.
Ia juga menyampaikan pemaparan terkait wawasan kebangsaan di mana ia menegaskan bahwa kesatuan dan persatuan menjadi hal yang harus dikuatkan.
“Pluralisme di Indonesia sangat rentan konflik apabila tidak dikelola dengan baik, kalau persatuan tidak dijaga maka akan membahayakan, kita lihat dampak konflik, seperti di Afghanistan, Suriah, Sudan, Libya, Yaman,” tuturnya.
Ia melanjutkan semangat pendiri bangsa dengan mendirikan Pancasila karena mengutamakan kerelaan dan mendahulukan kepentingan bangsa dari pada kelompok atau golongan. “Bangsa ini milik bersama, ancaman yang dihadapi saat ini lebih kompleks karena menyangkut kesatuan bangsa. Bung Karno pernah berkata perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri,” tandasnya.
Maka dari itu nilai bangsa, tandas Dudung, menghargai perbedaan, gotong royong, optimisme serta nasionalisme yang terangkum dalam pancasila harus dipahami dan diimplementasikan oleh seluruh rakyat Indonesia. (tiwi)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…