Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Sebanyak 420 mahasiswa angkatan 2019 program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan mengikuti Workshop Kompetensi Pendukung Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
Kegiatan ini digelar selama empat hari, Senin – Kamis, 14 – 17 November 2022 di Aula Suradiredja, Kampus I, Jalan Lengkong Besar No. 68, Bandung.
Prodi Ilkom Unpas menggandeng beberapa mitra, yaitu Chlorine Digital Media (Digital Marketing), BPC Perhumas Bandung (Junior Public Relation), Public Speaking dan Broadcasting (Gema Nusa), dan Praktik Kewartawanan (PWI Jawa Barat).
Ketua Prodi Ilkom Rasman Sonjaya, S.Sos., M.Si. mengatakan, SKPI menjadi Diploma Supplement untuk memperkuat bukti capaian akademik, pembelajaran, dan kualifikasi lulusan.
Jika dulu mahasiswa hanya mengandalkan ijazah dan transkrip nilai, mulai angkatan 2019, prodi Ilkom Unpas akan membekali SKPI.
“SKPI berisi kondisi objektif mengenai prestasi dan kompetensi yang dimiliki mahasiswa. SKPI juga menunjukkan kesiapan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja,” ujarnya, Kamis (17/11/2022).
Ia menambahkan, komponennya dapat berupa keikutsertaan seminar, capaian prestasi, aktivitas di laboratorium, kegiatan penunjang soft skill, dan workshop kompetensi.
“Prodi Ilkom jadi prodi pertama di lingkungan Unpas yang melaksanakan amanah UU No 12 Tahun 2012 dan Permen Ristekdikti No 59 Tahun 2018, bahwa perguruan tinggi harus menerbitkan SKPI,” lanjutnya.
Dengan diberlakukannya SKPI, tutur dia, mahasiswa Ilkom Unpas memiliki keunggulan dibanding lulusan lainnya yang belum dibekali SKPI.
SKPI memungkinkan stakeholder dan pengguna lulusan memandang sarjana Ilkom Unpas kompeten untuk terjun ke dunia kerja.
“Kita ingin memberikan nilai lebih kepada lulusan kita, supaya mereka bisa bersaing dan kompeten di dunia kerja,” katanya.
Bantu Stakeholder Seleksi SDM
Sementara itu, Wakil Dekan I FISIP Unpas Dr. Kunkunrat, M.Si. menyampaikan, dengan mengikuti workshop kompetensi, mahasiswa akan melihat masa depan dalam tiga hal, yaitu studi lanjut, bekerja, dan berwirausaha.
“Studi lanjut memerlukan tes potensi akademik, sehingga ada keterkaitan. Begitu pun dunia kerja, yang dilihat dan dipertimbangkan perusahaan, baik swasta maupun negeri tentu kompetensinya. Untuk menjadi wirausaha juga kan butuh kompetensi tambahan,” terangnya.
Dia berharap, workshop kompetensi dapat membantu calon pengguna lulusan untuk memilih SDM yang sesuai kebutuhannya.
“Kegiatan ini harus terus dikembangkan sebagai aktivitas yang proporsional, menampilkan kompetensi mahasiswa yang sebenarnya,” tandasnya. (*/Nis)