BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Maroko menjadi bahan perbincangan saat ini, terutama di dunia maya. Hal itu lantaran Maroko memenangkan beberapa pertandingan di piala Dunia. Maroko merupakan salah satu negara di benua Afrika. Namun di Bandung Barat ada yang namanya Kampung Maroko. Kampung ini berada di Desa Mekarjaya, kecamatan Cihampelas.
Kampung yang letaknya ada di tepian aliran sungai Citarum ini, memang tak terlalu banyak dikenal orang. Namun bagi orang yang tinggal di Bandung Barat dan Cimahi, setidaknya pernah mendengar kampung itu.
Di setiap perbatasan kampung, maupun sepanjang Jalan Maroko, tak terlihat sebuah penanda semacam gapura, monumen maupun tugu, guna mempermudah orang mengenalnya. Hanya ada dua marka jalan tertulis arah menuju Maroko, yang di pasang di jalan raya Cihampelas-Cililin.
Suasana kampung Maroko di Kabupaten Bandung Barat yang memiliki luas sekitar 50 hektare ini, juga tak jauh beda dengan kampung lainnya. Selain terlihat deretan rumah di pinggir jalan, yang menjadi perhatian di kampung ini justru adalah akses menuju kampung tersebut yang kini rusak parah.
Maroko adalah Bahasa Jepang
Menurut tokoh masyarakat setempat, Maroko sendiri adalah bahasa jepang yang artinya tempat tinggal. Kampung Maroko pada zaman penjajahan Jepang, sebelumnya adalah sebuah tempat tinggal dan tempat produksi perkakas atau perabotan terbuat dari besi.
“Kata orang tua dulu dinamakan Kampung Maroko karena berasal dari bahasa Jepang artinya Maroko itu tempat tinggal,” Kata Muhamad Suha tokoh masyarakat setempat, Minggu (11/12/2022).
Dirinya melanjutkan bahwa dahulu ada jalan yang dibuat Jepang, sehingga tidak herang nama jalan tersebut masi ada kaitan dengan istilah dari Jepang.
“Dulu di sini ada jalan yang dibuat oleh Jepang sampai di pasir Hawu. Pasir Hawu itu tempat latihan tentara-tentara Jepang,” Ujarnya.
Meski demikian dirinya belum pernah menemukan teks sejarah berkaitan dengan istilah Maroko tersebut.
Sementara itu, Sejarawan Dayat Hidayatul Arifin menjelaskan Maroko merupakan tempat untuk pembakaran saat proses pembuatan perabotan dari besi.
Berdekatan dengan kampung lain seperti Kampung Cimaroko, Pasir Hawu, Ciwaja dan Parigi, merupakan alur kampung yang memiliki hubungan dengan kampung Maroko.
Kampung-kampung tersebut, digunakan sebagai tempat sesuai bidang, ada yang digunakan sebagai tempat produksi, pembakaran, sumber air atau sumur, hingga tempat pembuangan atau limbah produksi.
“Jadi Kampung Maroko itu tempat penempaan baja. Dulu itu ada tempat pembuatan perabotan dari besi Maroko itu adalah tempat pembakaran. Maroko sama pasir Hawu, pasir Hawu itu tempat hawunya,” jelas Dayat Hidayatul Arifin.
Kampung Maroko, sebelumnya masuk ke wilayah desa Tanjungjaya, namun, sejak tahun 1976 dilakukan pemekaran menjadi desa Mekarjaya. Sebelum berdirinya sejumlah deretan rumah, kawasan kampung maroko yang mayoritas warganya sebagai petani dan penambak ikan itu adalah kawasan kebun jagung dan kacang tanah. (fal)












