BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pengamat politik Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Philips J. Vermonte mengatakan langkah Ridwan Kamil yang memutuskan bergabung ke Golkar dinilai tepat dan strategis bagi kedua belah pihak.
Dilansir dari ANTARA, Philips menilai Ridwan Kamil bisa mewarnai kiprah partai politik dalam menjalankan fungsinya yakni sebagai pengawas, pembuat undang-undang, fungsi perwakilan, dan anggaran.
Dari empat fungsi itu, tiga di antaranya fungsi teknokratis dan ketiganya ada di dalam Ridwan Kamil.
Phillips menilai keputusan Ridwan Kamil merupakan langkah strategis dan menguntungkan jika dilihat dari latar belakangnya yang teknokratis.
Pengalaman Ridwan Kamil di bidang eksekutif, juga sebagai arsitek yang paham di bidangnya, akan menambah kemampuan Golkar untuk bisa tetap menjadi partai teknokrat sebagaimana awalnya dibentuk oleh golongan karya.
Menurutnya, semesta seolah mendukung ketika Ridwan Kamil memutuskan masuk Partai Golkar.
“Jadi, seperti natural dan sudah waktunya. Yang kita inginkan adalah partai politik yang kuat, demokratis, dan inovatif. Kalau partai tidak diperkuat oleh orang-orang seperti Kang Emil, tujuan itu tidak akan tercapai,” kata Philips.
Di sisi lain, langkah tersebut juga tepat bagi karier politik Ridwan Kamil. Setelah era otonomi daerah, banyak calon pemimpin nasional muncul dari daerah.
Presiden Joko Widodo, misalnya, merupakan “anak kandung” desentralisasi, sebagai presiden buah dari desentralisasi.
Desentralisasi mendorong masyarakat untuk mengevaluasi, mana kepala daerah yang baik atau yang tidak cakap dalam memimpin. Yang cakap mendapatkan kepercayaan sekaligus penghargaan dari masyarakat untuk meniti karier kepemimpinan.
Pun demikian dengan sosok Ridwan Kamil, yang dinilai sebagai gubernur yang lahir dari otonomi daerah, terpilih sebagai wali kota, kemudian menjadi gubernur.
“Ini menambah deretan stok calon pemimpin nasional yang datang dari kepala daerah,” katanya.
Berkaitan dengan pemimpin potensial, ia menilai keputusan Ridwan Kamil berbaju parpol sudah sesuai jalur dan aturan konstitusional terlebih jika ingin ikut kontestasi di level nasional.
Ridwan Kamil Miliki Elektabilitas Cukup Solid
Masuk parpol merupakan konsekuensi logis seorang Ridwan Kamil, sebagai salah seorang kepala daerah yang dalam hasil survei memiliki popularitas dan elektabilitas cukup solid, baik sebagai kandidat calon presiden maupun calon wakil presiden.
Bagi Golkar, Emil juga potensial sebagai vote getter pada Pemilu 2024. Jadi, hubungan Ridwan Kamil dengan Partai Golkar itu simbiosis mutualisme.
Ridwan Kamil juga dinilai bakal mendapat keuntungan dengan masuk Partai Golkar karena bisa mewarnai keputusan partai tersebut.
Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok inovatif dan dekat dengan pemilih muda. Nilai plus ini bakal mewarnai Partai Golkar termasuk dalam proses politiknya di Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB. (ran)