BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Rektor Universitas Pasundan (Unpas) Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU, menegaskan, jika kampusnya siap menerapkan Permendikbudristek No 53 Tahun 2023, salah satunya meluluskan mahasiswanya tanpa skripsi untuk program sarjana.
“Selama ini mahasiswa dipaksa harus skripsi, tapi masalahnya skripsi sekarang banyak yang menumpuk di perpustakaan, bahkan terbilang sama satu dengan lainnya,” tutur Prof Eddy, yang ditemui Pasjabar usai Seminar dan Sharing Sesion dengan tema “Upaya Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGS) Desa Melalui Sistem Pengelolaan Air Bersih yang dilaksanakan di Balai dalam program Perguruan Tinggi Mandiri Membangun Desa (PTM2D) di Desa Wargasaluyu Kecamatan Gununghalu, Rabu (6/9/2023).
Ditambahkannya skripsi sebetulnya tidak dihilangkan, namun sekarang mahasiswa memiliki alternatif lain untuk menuntaskan Pendidikan sarjananya selain dengan skripsi.
“Jadi mahasiswa boleh saja skripsi, tapi sekarang ada alternatif lain jika mahasiswa itu memang tidak pandai dalam menulis. Seperti, membuat prototipe seperti sekarang dalam program Perguruan Tinggi Mandiri Membangun Desa (PTM2D). Mahasiswa bisa membuat prototipe pengolahan air yang justru lebih bermanfaat bagi warga dan tidak akan sebanyak skripsi, tapi akan terasa sekali manfaatnya secara langsung kepada masyarakat,” tegasnya.
Oleh karenannya ia menyebutkan jika mahasiswa saat ini akan lebih fleksibel dalam tugas akhir, “Bisa memilih tugas akhir, prototipe atau proyek tertentu seperti mengembangkan pasar digital UMKM, atau skripsi. Yang jelas semua itu harus ada laporannya dan tercatat di kampus kami,” tuturnya.
Oleh karenannya, Eddy menegaskan jika Unpas sudah siap jika mahasiswa nantnya tidak lagi skripsi bahkan namun menggunakan jenis laporan akhirnya berbentuk tugas akhir, prototipe atau bahkan tetap skripsi.
Sebagai cara untuk Mengimplementasikan terobosan baru Permendikbudristek No 53 Tahun 2023, sebanyak 29 Mahasiswa dari enam perguruan tinggi Di Jawa Barat, yang tergabung dalam perguruan tinggi mandiri membangun desa (PTM2D ) dengan LLDIKTI Wilayah 1V melakukan KKN di Desa Wargasaluyu, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat.
KKN tematis tersebut berbeda dengan KKN biasanya karena mMengharuskan mahasiswa membantu warga mengatasi masalah dan memberikan solusinya yakni di desa tersebut mengatasi masalah kekeringan dan penyediaan air bersih.
Saat ini mahasiswa KKN PTM2D masuk ke tahap penelitian awal penyebab kekeringan agar di tahap selanjutkan akan membuat prototif penyelesaikan masalah, kekeringan dan penyediaan air bersih.
Hasil penelitian awal telah dipresentasikan mahasiswa saat dilakukan monitoring oleh rektorat UNPAS bersama LLDIKTI Wilayah IV Jabar – Banten, di ikut Kepala Desa Wargasaluyu dan masyarakat Wargasaluyu.
Sebanyak 29 mahasiswa KKN PTM2D merupakan mahasiswa dari Unpas, STIE PAsundan, STKIP Pasundan, Universitas Women International, Universitas P amulang dan Universitas Islam Syekh Yusuf. (tie)