WWW.PASJABAR.COM — Manajer Everton, Sean Dyche, jengkel betul dengan situasi yang terjadi pada duel lawan Manchester United. Sean Dyche merasa timnya tidak layak dihukum penalti pada momen yang melibatkan Anthony Martial.
Everton menjamu Manchester United di Goodison Park, Minggu (27/11/2023) malam WIB. Laga pekan ke-13 Premier League itu berakhir duka bagi sang tuan rumah. Sebab, mereka kalah tiga gol tanpa balas.
Gol kedua Manchester United lahir dari titik putih. Eksekusi Marcus Rashford pada menit ke-56 tidak bisa dibendung Jordan Pickford.
Penalti itu membuat Sean Dyche sewot. Dia mempertanyakan mengapa Everton bisa dihukum penalti pada kejadian yang menurutnya bukan pelanggaran.
VAR Tidak Berguna!
Pada menit ke-52, Martial terjatuh di area kotak penalti Everton. Ada insiden antara penyerang asal Prancis itu dengan Ashley Young. Awalnya, wasit John Brooks menilai itu sebagai diving. Martial mendapat kartu kuning.
Selanjutnya, ada pemeriksaan lewat VAR dan Everton diputuskan mendapat hukuman penalti. Ada pelanggaran yang dilakukan Young pada Martial, dalam penilaian akhir antara wasit Brooks dan tim VAR.
“Ini aneh. Tidak ada gunanya. Saya tahu yang dirasakan fans. Kita semua tahu apa yang akan terjadi. Mengenai VAR, ada dimana-mana, kita semua tahu itu. Ini adalah hal yang paling sederhana tetapi tampaknya selalu terjadi kekacauan,” ucap Sean Dyche dikutip dari Mirror.
Minta Penjelasan
Situasi yang dihadapi Sean Dyche sangat pelik. Dia merasa Everton dalam posisi bagus walau tertinggal 0-1. Lalu, penalti itu datang. Everton kebobolan dan sulit menerima situasinya. Sean Dyche berharap ada penjelasan lebih lanjut.
“Saya akan menelepon pihak-pihak yang berkuasa dan bertanya kepada mereka: ‘lihat, bisakah Anda menjelaskan kepada saya lagi, apa itu kesalahan yang jelas dan nyata karena saya tidak memahaminya’,” kata Sean Dyche.
Kekalahan dari Manchester United jadi sebuah pukulan telak bagi Everton. Sebab, mereka kalah saat membutuhkan poin penuh. Everton baru saja dapat hukuman pengurangan 10 poin karena dinilai melanggar Financial Fair Play (FFP).