JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), menyiapkan serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2023 pada Senin (11/12/2023).
Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember lalu, menjadi momentum untuk menyemarakkan keberagaman dan inklusivitas pada ekosistem pendidikan. Tema Perayaan Hari Disabilitas Internasional tahun ini adalah “Mari Rayakan Keberagaman dan Inklusivitas”.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syahril menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Kemendikbudristek dalam meningkatkan kesadaran dalam perwujudan ekosistem pendidikan yang turut memberi ruang pada keberagaman dan inklusivitas.
“Momen peringatan Hari Disabilitas Internasional ini, merupakan bagian penting bagi kita untuk merefleksikan kembali perjalanan gerakan Merdeka Belajar empat tahun belakangan, dan bagaimana kita memposisikan pendidikan berkeadilan, menjunjung tinggi kesetaraan dan inklusivitas,” terang Iwan Syahril, di Jakarta Minggu (10/12/2023).
Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Kemendikbudristek, Aswin Wihdiyanto, menambahkan bahwa HDI merupakan momentum bagi seluruh elemen dan komponen masyarakat untuk melakukan refleksi dan merenung, bersatu, dan memperkuat komitmen terhadap terciptanya tatanan masyarakat yang lebih Inklusif khususnya dalam bidang Pendidikan bagi Penyandang disabilitas.
“Selain itu, melalui kegiatan perayaan ini kita ingin melakukan sosialisasi terkait konsep pembinaan dan pendidikan bagi peserta didik Penyandang disabilitas. Serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran orang tua, pendidik dan tenaga pendidik, serta pegiat pendidikan dalam pembinaan, pelayanan dan pendidikan bagi peserta didik penyandang disabilitas,” tambah Aswin.
Kemendikbudristek Libatkan 250 Peserta
Pada Peringatan HDI 2023, Kemendikbudristek melibatkan 250 peserta yang terdiri atas peserta didik sekolah luar biasa jenjang dasar dan menengah, kepala sekolah, guru dan atau tenaga kependidikan yang mewakili jenjang dasar dan menengah, orang tua peserta didik penyandang disabilitas, serta organisasi penyandang disabilitas.
Berbagai aktivitas disiapkan untuk memeriahkan Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2023. Seperti gelar wicara (talkshow) praktik baik tentang cerita inspiratif pelaku pendidikan khusus dan pendidikan Inklusif Sekolah Madania, Sekolah Kembang, PKBM House of Knowledge, dan SLB Negeri 1 Jakarta, pameran karya oleh para peserta didik disabilitas, hingga nonton bersama film-film menarik dan menginspirasi di Kemendikbudristek.
Pendidikan Inklusif Selaras dengan Esensi Gerakan Merdeka Belajar
Sudut pandang terhadap pendidikan bagi peserta didik penyandang disabilitas telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, seringkali terdapat stereotip dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, yang dapat menghambat akses mereka terhadap pendidikan. Namun, pemahaman dan pandangan terhadap pendidikan inklusif semakin berkembang, dan pendekatan ini telah menjadi landasan bagi banyak sistem pendidikan di seluruh dunia.
Sudut pandang ini menekankan pentingnya mengakui potensi setiap individu dan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung keberagaman. Pendidikan inklusif bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga tentang menciptakan peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan penuh peserta didik penyandang disabilitas.
Layanan Pendidikan Bagi Penyandang Disabilitas
Hal ini selaras dengan Gerakan Merdeka Belajar yang dengan sangat terbuka memberikan peluang kepada Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan Layanan Pendidikan dengan sebaik baiknya. Kebijakan-kebijakan tersebut yang terbagi atas beberapa bagian. Pertama, diversifikasi materi pembelajaran. Integrasi materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman masyarakat, termasuk pengalaman dan kontribusi penyandang disabilitas. Pengembangan materi yang dapat diakses oleh peserta didik dengan berbagai kebutuhan belajar.
Kedua, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Penyusunan rencana pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individu peserta didik, termasuk penyandang disabilitas.Penggunaan metode pembelajaran yang beragam dan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi setiap Peserta didik. Ketiga, pelatihan guru dan tenaga kependidikan. Pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan dalam hal mendukung keberagaman dan merespons kebutuhan peserta didik dengan disabilitas. Pengembangan keterampilan untuk menciptakan lingkungan kelas yang inklusif.
Keempat, infrastruktur dan aksesibilitas. Peningkatan aksesibilitas fasilitas dan sumber daya pendidikan, termasuk fasilitas fisik dan teknologi yang mendukung keberagaman. Kelima, partisipasi orang tua dan masyarakat. Mendorong keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan inklusif. Membangun kesadaran dan penerimaan terhadap perbedaan di antara komunitas pendidikan. Keenam, evaluasi dan pemantauan. Pengembangan metode evaluasi yang mempertimbangkan keberagaman peserta didik. Pemantauan terus-menerus terhadap efektivitas implementasi pendidikan inklusif. (*/ran)