BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pasca bencana banjir bandang yang melanda Gang Apandi, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung pada minggu lalu, Perumda Tirtawening Kota Bandung rutin memberikan bantuan air bersih untuk warga sekitar.
“Sejak hari pertama bencana, kami memberikan bantuan sebanyak 2 tanki atau setara dengan 10 ribu-15 ribu liter per hari. Kami tidak membatasi warga yang memanfaatkan air. Boleh mengambil berapa banyak pun mereka butuhkan. Terlebih stok air ledengnya memang ada,” ujar Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi, Jumat (19/1/2024).
Sonny menambahkan sejauh ini, warga memang membutuhkan air bersih untuk kebutuhan konsumsi, karena untuk kebutuhan mencuci dan lainnya, sudah ada. Untuk itu, Sonny mengatakan pihaknya akan tetap mensuplai kebutuhan air bersih hingga kondisi warga sudah stabil.
“Kita tidak membatasi sampai kapan bantuan akan diberikan, mengingat sampai sekarang cuaca tidak menentu, hujan masih turun. Sehingga sepanjang warga memang membutuhkan, kami akan tetap mensuplai air bersih,” terangnya.
Untuk pelanggan sendiri, Sonny mengatakan, di kawasan tersebut ada 300 pelanggan Perumda Tirtawening Kota Bandung. Sementara di kawasan tersebut ada satu titik yang difokuskan. Namun kondisinya sekarang terhalang lumpur akibat bencana tersebut. Di sisi lain, air yang mengalir ke kawasan tersebut, mengalir pada malam hari. Sedangkan kebutuhan warga akan bersih sekarang cukup meningkat. Untuk itu, bantuan diberikan kepada seluruh warga, tidak hanya sebatas untuk pelanggan.
“Mereka kan membutuhkan air untuk membersihkan lingkungan mereka dari lumpur akibat banjir,” tambahnya.
Selain memberikan bantuan air, Perumda Tirtawening juga memberikan bantuan berupa air mineral, makanan siap saji, susu, matras dan biskuit.
Salah seorang warga RT 5 RW 8 Rosita mengaku, bantuan ini sangat membantu warga dalam memenuhi air untuk memasak dan minum. “Alhamdulillah, terbantu dengan adanya bantuan ini. Maunya tiap hari,” ungkapnya.
Rosita biasanya mendapatkan air ledeng di tempat air umum yang berada di kawasan masjid. Namun biasanya menyala pada pukul 02.00-05.00 WIB.
“Biasanya siang ngocor juga pukul 12.00 WIB, setelah itu enggak ngocor lagi,” ujarnya.
Untuk mendapatkan air bersih dari tempat penampungan air umum, kata Rosita, warga membayar Rp 10.000/bulan. Air tersebut digunakan untuk masak dan minum. “Kalau air untuk mandi dari BCW,” ungkapnya. (put)