PASKESEHATAN

Cara Diet OCD dan Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Diet OCD (obsessive Corbuzier diet) adalah diet yang mirip seperti puasa. Cara menentukan jendela makan dalam diet OCD bisa beragam, mulai dari 8 jam hingga hanya makan 1 kali selama 24 jam. Hal ini biasanya dilakukan secara bertahap agar tubuh dapat beradaptasi dengan pola makan yang baru.

Meskipun sempat menimbulkan perdebatan, diet ini bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Namun, metode ini harus dilakukan dengan cara yang tepat dan proporsional agar tidak menimbulkan sejumlah risiko yang tidak diinginkan.

Dilansir dari ALODOKTER pada Senin (5/2/2024), diet ini dapat dilakukan dengan metode yang beragam, seperti jendela makan 8 jam, 6 jam, dan 4 jam dalam sehari. Bahkan, jika dirasa sudah terbiasa dengan diet OCD, Anda bisa melakukannya dengan hanya makan 1 kali dalam sehari.

Berikut ini adalah metode diet OCD yang dapat Anda lakukan:

1. Jendela makan 8 jam (16:8)

Cara melakukan diet OCD untuk pemula biasanya dimulai dengan jendela makan 8 jam. Dengan kata lain, Anda diperbolehkan makan apa saja selama 8 jam dalam sehari. Setelah jendela makan habis, Anda harus berhenti makan selama 16 jam.

Tidak ada batasan khusus dalam menentukan waktu yang tepat untuk memulai atau berhenti makan saat diet OCD. Hal ini tergantung pada pilihan yang Anda buat. Meski demikian, sebagian besar orang memilih jam untuk berpuasa pada malam hari.

Sebagai contoh, Anda dapat mulai berpuasa pada pukul 19.00 hingga pukul 11.00 keesokan harinya. Pada waktu tersebut, Anda hanya diperbolehkan untuk minum air putih. Setelah pukul 11.00, Anda dapat mengonsumsi makanan apa pun hingga pukul 19.00.

2. Jendela makan 12 jam (12:12)

Selain jendela makan 8 jam, seorang pemula juga bisa melakukan diet OCD dengan jendela makan 12 jam dan waktu berpuasa selama 12 jam. Metode ini cenderung lebih mudah untuk dilakukan karena waktu berpuasa sebagian besar berada pada jam tidur.

Sebagai contoh, Anda dapat mulai berpuasa pada pukul 20.00, sehingga keesokan harinya Anda sudah boleh makan pada pukul 08.00 hingga pukul 20.00.

3. Jendela makan 4 jam (20:4)

Jika Anda sudah terbiasa melakukan diet OCD, Anda bisa coba membatasi waktu jendela makan hingga 4 jam. Artinya, Anda perlu berpuasa selama 20 jam dalam sehari. Metode OCD ini merupakan tahap yang cukup ekstrem sehingga tidak disarankan untuk pemula.

Saat melakukan puasa selama 20 jam, Anda diperbolehkan untuk mengonsumsi sayuran dan buah serta beberapa minuman, seperti teh atau susu rendah lemak dan tanpa gula. Jika sudah memasuki jendela makan 4 jam, Anda diperbolehkan mengonsumsi apa pun yang Anda inginkan.

4. Metode diet OCD 5:2

Selain puasa selama beberapa jam dalam sehari, diet OCD juga dapat dilakukan dengan puasa beberapa hari dalam seminggu. Metode ini membolehkan Anda mengonsumsi makanan secara secara normal dalam waktu 5 hari. Setelah itu, Anda harus melakukan puasa selama 2 hari.

Selama berpuasa 2 hari, Anda diperbolehkan untuk mengonsumsi sebanyak 500–600 kalori per hari. Metode ini cukup fleksibel untuk dilakukan karena Anda dapat berpuasa di hari apa pun, tergantung pada keinginan dan kesiapan Anda.

5. Makan 1 kali dalam sehari

Diet OCD juga bisa dilakukan dengan hanya makan 1 kali dalam sehari. Metode ini merupakan salah satu yang cukup ekstrem sehingga tidak disarankan untuk orang yang baru ingin memulai diet OCD. Metode ini mengharuskan Anda untuk mengisi asupan kalori harian dengan hanya sekali makan.

Selama puasa, Anda hanya diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman tanpa kalori, seperti air putih dan teh.

Manfaat Diet OCD

Tak hanya dapat menurunkan berat badan, metode diet OCDjenis mana pun juga diketahui bermanfaat bagi kesehatan. Berikut ini adalah manfaat pola makan atau diet OCD yang bisa Anda dapatkan:

  • Menurunkan kadar gula darah
  • Menjaga kesehatan jantung
  • Memperbaiki metabolisme tubuh
  • Mengurangi peradangan
  • Mengontrol tekanan darah
  • Mencegah kenker

Agar manfaat diet ini bisa dirasakan dengan optimal, Anda perlu melakukan metode diet ini secara konsisten dan bertahap. Hal ini penting agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik.

Meski demikian, diet ini hadir bukan tanpa risiko. Terkadang, metode ini bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti sakit kepala, dehidrasi, diare, dan gangguan tidur. Selain itu, metode diet ini pun tidak bisa diterapkan pada semua orang karena terlalu berisiko bagi orang dengan kondisi-kondisi tertentu, seperti:

  • Penyakit asam lambung (GERD)
  • Diabetes
  • Kekurangan berat badan
  • Tekanan darah rendah
  • Gangguan makan
  • Wanita dengan gangguan menstruasi
  • Ibu hamil dan ibu menyusui
  • Orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan, misalnya obat diabetes. (*/ran)
Nurrani Rusmana

Recent Posts

Piala AFF 2024 Tidak Diperkuat Pemain Senior Liga 1

WWW.PASJABAR.COM -- Manajer Timnas Indonesia Sumardji mengungkap alasan tidak ada pemain senior dari Liga 1…

9 jam ago

Bey Machmudin: Delapan Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir

KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyatakan banjir akibat hujan dengan…

10 jam ago

Line Up Mengerikan Timnas Indonesia di Piala ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024

WWW.PASJABAR.COM -- Shin Tae-yong memanggil 33 nama untuk menjalani pemusatan latihan di Bali, sebelum ambil…

10 jam ago

Habib Luthfi Beri Pesan untuk Calon Pemimpin Daerah

CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM -- Habib Luthfi Bin Yahya memberikan pesan menyejukan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)…

11 jam ago

Herman Suryatman Sampaikan Apresiasi Mendalam kepada Para Guru

KOTA BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyampaikan penghormatan dan apresiasi…

12 jam ago

Bio Farma dan Gates Foundation Berkolaborasi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Bio Farma, induk holding BUMN Farmasi Bio Farma Group, pada tanggal 25…

12 jam ago