BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kelompok Tani Kopi Wanoja Jawa Barat mengekspor kopi secara langsung ke Arab Saudi, Kamis (22/2/2024). Ekspor biji kopi Arabika hasil produksi Kelompok Tani Wanoja Jabar sebesar 7 ton itu senilai 72.705 dolar AS atau sekitar Rp1,4 miliar.
Pelepasan ekspor di Megarama Taka Hydrocore Gedebage, Kota Bandung dihadiri oleh perwakilan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, Pimpinan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kanwil Jabar, Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Kanwil Jabar dan OPD di lingkungan Provinsi Jabar dan Kabupaten Bandung.
Ini menjadi prestasi tersendiri dari Kopi Wanoja Jabar yang untuk pertama kalinya berhasil melakukan ekspor secara mandiri. Sekaligus menjadikan Kelompok Tani Wanoja menjadi agregator ekspor kopi Jabar.
“Pelepasan ekspor kopi Wanoja ke Arab Saudi ini menandai kualitas kopi Jawa Barat semakin diakui dunia,” kata Kepala Bidang Usaha Kecil Dinas KUK Jabar Ucup Yusuf.
Jabar yang merupakan salah satu produsen kopi terbesar di Indonesia ini turut memberikan andil pada capaian ekspor kopi, yang pada 2022 menempati peringkat ke-13 dunia dengan market share mencapai 2,5 persen terhadap total ekspor kopi dunia.
Capaian tersebut merupakan buah dari sinergi dan kolaborasi Pemprov Jabar bersama Bank Indonesia serta stakeholders terkait lainnya yang telah memberikan komitmen terbaiknya melalui pemberdayaan sektor riil klaster kopi.
“Tentunya sinergi dan kolaborasi ini akan terus semakin diperkuat dalam rangka mendorong baik komoditas kopi maupun komoditas lainnya untuk diekspor. Hal ini guna meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung pertumbuhan ekonomi Jabar yang berkelanjutan,” kata Ucup Yusuf.
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jabar
Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Bambang Pramono mengapresiasi langkah Kelompok Tani Wanoja yang berhasil melakukan ekspor secara mandiri.
Kegiatan ekspor ini merupakan langkah penting guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jabar yang tercatat sebesar 5 persen atau sedikit berada di bawah nasional 5,05 persen.
Sejalan dengan pangsa ekspor yang tinggi sebesar 55,55 persen, capaian ekspor kopi ini diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Jabar.
“Bank Indonesia mendukung pengembangan klaster kopi Jawa Barat, juga melakukan berbagai program penguatan klaster kopi sisi hulu. Di antaranya bantuan teknis pelatihan budi daya, pemanfaatan pupuk MA-11, Q-Grader hingga pemanfaatan teknologi Ceritech,” ujar Bambang Pramono.
Selain itu, Bank Indonesia turut mendukung pengembangan komoditas kopi sisi hilir melalui business matching pembiayaan dan pemasaran, fasilitasi sertifikasi SNI dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) hingga perluasan pasar dalam negeri maupun luar negeri melalui ajang promosi perdagangan.
Melalui program pengembangan klaster hulu-hilir tersebut, tercatat berhasil mendukung perluasan pasar kopi Jabar hingga ke berbagai negara di Asia, Australia, Eropa hingga Amerika. Pada akhirnya, berbagai upaya tersebut turut mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Ke depan, diharapkan kesuksesan kopi Wanoja dapat menginspirasi hingga menciptakan UMKM sukses ekspor lainnya guna mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengentaskan kemiskinan di Jabar.
Bisa Lakukan Ekspor Langsung
Ketua Kelompok Tani Kopi Wanoja Eti Sumiati mengatakan, sebelumnya ekspor kopi dilakukan melalui eksportir. Namun dengan bimbingan Bank Indonesia dan Pemprov Jabar, kelompok taninya dapat melakukan ekspor langsung.
“Sebelumnya kirim 2 sampai 3 ton ke negara lain, nitip. Tapi sekarang 7 ton bisa kirim langsung ke Arab Saudi,” ungkap Eti.
Menurut Eti, Kelompok Tani Kopi Wanoja mendapatkan pasar kopi di luar negeri setelah beberapa kali mengikuti pameran di luar negeri atas inisiasi dari BI dan Pemprov Jabar. (*/ran)