BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Flek coklat atau bercak darah biasanya muncul pada awal atau akhir siklus menstruasi. Flek berbeda dengan menstruasi. Kondisi ini umumnya merupakan hal yang normal terjadi dan tidak berbahaya.
Dosen FK Unpas yang juga merupakan Dokter Spealis Kandungan di RS Hermina Arcamanik dr. Yudo Siswo Utomo, SpOG menjelaskan menstruasi yaitu keluarnya darah dari kemaluan dan biasanya rutin perbulannya. Sedangkan flek ini biasanya keluar darahnya dari siklus menstruasi tersebut.
“Jadi kalau misalkan kita bahas anatominya, namanya rahim itu ada tiga lapisan, ada lapisan luar yang disebut lapisan serosa, lalu ada lapisan tengah atau lapisan otot yang disebut lapisan miometrium, dan lapisan dalam yaitu lapisan endrometium,” terangnya dalam REHAT program kerja sama Pas TV dan Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan, Selasa (2/4/2024).
Ia juga menjelaskan ada kalanya di luar siklus menstruasi tersebut keluar darah juga yang sering disebut dengan flek. Jadi tergantung fleknya muncul bisa karena suatu kondisi patologis atau penyakit.
“Bisa juga merupakan efek samping dari penggunaan KB. Itu kadang-kadang di luar siklus menstruasi muncul. Tidak banyak hanya bisa sehari saja berupa warnanya darah kecoklatan atau kehitaman. Kalau kondisinya seperti itu wajar saja. Tapi kalau yang tidak normal biasanya ada penyakit. Misalnya ada luka atau sariawan di daerah mulut rahimnya. Kalau kondisinya seperti itu, kita obati atau terapi,” jelasnya.
Dokter yang juga bertugas RSIA Graha Bunda dan Klinik Brawijaya Bandung ini mengatakan boleh berpuasa saat keluar flek. dr. Yudo mengatakan ada istilah darah istihadhah.
“Tidak apa-apa kita melakukan ibadah rutin, termasuk dalam hal ini adalah berpuasa. Jadi kalau ada keluar darah istihadhah masih diperbolehkan untuk berpuasa, karena flek itu berbeda dengan darah menstruasi. Kalau hanya keluar flek masih bisa berpuasa,” katanya.
dr. Yudo menyampaikan kondisi penyakit tertentu juga bisa menyebabkan siklus menstruasinya jadi memanjang. Seperti ada penebalan dinding endrometium atau miom, itu bisa menyebabkan durasi menstruasinya memanjang hinga 3 minggu.
“Kalau kondisinya seperti itu dan sudah lebih dari 14 hari maka bisa melanjutkan puasa,” imbuhnya.
Menunda Menstruasi Supaya Bisa Berpuasa
Menunda menstruasi saat Ramadan bisa saja dilakukan dengan mengonsumsi pil KB atau pil yang mengandung mengandung hormon, bisa juga dengan suntikan KB. Namun apakah boleh dilakukan?
dr. Yudo menyampaikan ada beberapa pendapat ulama tentang hal tersebut, tapi ia mengambil acuan dari MUI. Jika seandaianya menunda menstruasi ini dipergunakan untuk perjalanan haji atau umrah itu diperbolehkan. Namun jika tujuannya untuk menunda menstruasi saat bulan Ramadan hukumnya makruh, kecuali apabila kondisi perempuan tersebut mengalami kesusahan saat menstruasi.
Disamping itu, dr. Yudo memberikan tips agar perempuan yang mengalami menstruasi dan flek bisa lancar puasanya.
“Supaya lancar tentu harus makan dengan nutrisi yang baik saat sahur dan berbuka puasa serta minum air yang cukup,” ujarnya. (ran)