BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Panti Baca Ceria, yang didirikan oleh Ipul Saepulloh pada tahun 2016, telah menjadi pionir dalam memajukan budaya literasi di Sumedang. Dengan beragam program menarik, komunitas ini berhasil menarik minat baca masyarakat dari berbagai kalangan, terutama anak-anak.
Menurut Ipul, inspirasi mendirikan Panti Baca Ceria berawal dari pengalaman pribadinya saat pindah ke rumah ibunya.
“Banyak anak-anak kecil teman-teman adik saya suka main, lalu saya sodorkan buku anak, mereka nagih terus menerus,” katanya.
Ipul juga memanfaatkan koleksi buku milik almarhum ayahnya dan buku pribadinya untuk memenuhi permintaan anak-anak. Inisiatif ini berkembang menjadi program “Sapedah Baca”, di mana Ipul membawa buku-buku ke Car Free Day (CFD) Sumedang menggunakan sepeda setiap Minggu.
Panti Baca Ceria menawarkan berbagai program, yang paling utama adalah layanan membaca gratis setiap hari.
“Program kami mulai dari kelas menulis, kelas film, kelas filsafat. Ada juga bioskop masuk desa, malam minggu puisi, dan Silatusastra yang merupakan acara tahunan,” jelas Ipul.
Pencapaian terbesar Panti Baca Ceria adalah munculnya taman-taman baca lainnya di berbagai daerah sejak berdirinya.
“Selain itu, ada juga penulis-penulis muda dan kegiatan kolektif di masyarakat yang muncul. Kami membuat 26 buku bergambar tentang Sumedang untuk menginisiasi dongeng dan mengembalikan literasi ke dalam rumah,” tambahnya.
Dalam hal kerjasama, Panti Baca Ceria telah bekerja dengan berbagai pihak.
“Kami pernah bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan Sumedang untuk pembuatan buku anak, dan dengan sekolah-sekolah untuk eskul menulis. Kami juga sering berkolaborasi dengan organisasi dan komunitas untuk berbagai kegiatan,” ungkap Ipul.
Ipul menekankan bahwa moto komunitas ini adalah “mari berbagi ceria”, sehingga tidak ada tantangan yang dianggap terlalu berat.
“Karena kegiatan kami semuanya gratis, masyarakat sering terlibat,” ujarnya.
Untuk rencana jangka panjang, Panti Baca Ceria berfokus pada enam literasi dasar. Dimana Tahun ini akan membuat proyek Menjaras Memori Kolektif untuk arsipan tentang Sumedang dan sedang menggarap place making untuk meningkatkan ekonomi kreatifnya.
Teknologi juga dimanfaatkan maksimal oleh Panti Baca Ceria.
“Kami menggunakan ceriaspace.com untuk publikasi kegiatan dan basis ekonomi kami. Untuk akses digital bacaan, kami sudah bekerjasama dengan iSumedang untuk akses 26 buku bergambar tentang Sumedang,” jelas Ipul.
Ipul menekankan pentingnya literasi untuk menghadapi perkembangan zaman.
“Literasi tidak hanya baca dan tulis, ada enam literasi dasar yang harus dikuasai untuk meningkatkan ekonomi dan berpikir kritis, komunikatif, kreatif, dan berkolaborasi,” katanya.
“Tujuan kami sederhana, hanya serpihan kecil yang punya mimpi besar, salah satunya dengan menularkan virus literasi ini ke semua orang,” pungkas Ipul dengan semangat. (tiwi)