BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Indonesia Political Opinion (IPO) kembali merilis hasil survei terbaru popularitas dan elektabilitas calon kepala daerah di Kota Bandung pada Pilkada 2024.
Berdasarkan temuan survei yang berlangsung pada 20 – 27 Juli 2024 bertajuk Survei Jawa Barat, Konstelasi dan Peta Elektoral Politik Jelang Pilkada 2024 di kota bandung ada lima nama kandidat bakal calon Wali Kota Bandung yang memperoleh popularitas dan elektabilitas tinggi, kelima nama tersebut yakni Atalia Praratya dengan tingkat popularitas dan elektabilitas sebesar 77,7 persen, Muhammad Farhan (49,8 persen), Dandan Riza Wardana (39,4 persen), Asep Mulyadi (33,7 persen), dan Erwin (31,6 persen).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, hasil tersebut berdasarkan jawaban narasumber pada proses survei yang menggunakan metode wawancara tatap muka dengan pertanyaan.
Jika Pilkada Kota Bandung 2024 dilaksanakan ada beberapa nama yang memiliki elektabilitas tinggi.
“Berdasarkan temuan survei periode ini, ada lima nama kandidat bakal calon Wali Kota Bandung dengan tingkat elektabilitas tinggi dari 29 nama tokoh publik di Kota Bandung yang kami sodorkan kepada responden,” ujar Dedi.
Dedi mengatakan kontestasi politik di Pilkada Kota Bandung masih dinamis, karena masih terjadi pergeseran perolehan elektabilitas di antara para bakal calon kandidat. Hal itu, kata dia, perbandingan dengan hasil survei sebelumnya.
“Hasil survei kami pada periode sebelumnya, 20-27 Mei 2024, posisi kedua yakni Erwin, Dandan Riza Wardana, dan Arfi Rafnialdi. Pada survei Juli ini, komposisi tersebut telah berubah,” ucapnya.
Dedi menilai, pergeseran tersebut dipicu karena perubahan persepsi responden terhadap bakal calon kandidat yang dipicu oleh beberapa hal, di antaranya kanal komunikasi, harapan publik atas kemampuan para tokoh tersebut menyelesaikan persoalan-persoalan publik yang mendesak, serta partai yang akan mengusung.
“Terutama kemampuan bakal calon kandidat meyakinkan responden bahwa mereka bisa menyelesaikan persoalan-persoalan publik yang mendesak segera diselesaikan,” katanya.
Persoalan tersebut berdasarkan hasil survei, lanjut Dedi, terkait persoalan ekonomi, yaitu harga sembako yang murah dan tersedianya lapangan pekerjaan.
“Situasi ini masih serupa dengan periode survei enam bulan ke belakang. Adapun persiapan terkait penyelenggaraan pemerintahan, semisal pembangunan infrastruktur, pendidikan, penegakan hukum hingga kebebasan berpendapat mendapat respon yang rendah, hal ini bisa saja karena persoalan-persoalan itu dianggap publik telah baik,” ujarnya.
Untuk diketahui, survei IPO periode Juli ini lanjutan dari survei sebelumnya untuk memotret situasi awal terkait pilihan politik dan partisipasi politik publik di Kota Bandung dengan jumlah responden sebanyak 803 responden yang telah memiliki hak pilih di Pilkada Kota Bandung 2024.
“Metode pengambilan data menggunakan teknik multistage random sampling dengan tingkat pengukuran kesalahan (margin of error) sebesar 2,5 persen, tingkat akurasi data 95 persen,” pungkasnya. (rif)