BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan di pasar tradisional, khususnya dengan memperkuat pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), terutama TPA Sarimukti yang saat ini kondisinya semakin kritis.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, meninjau langsung pengelolaan sampah di TPS Pasar Sederhana, Bandung, sebagai bagian dari upaya ini.
Koswara menegaskan bahwa pasar tradisional harus berperan aktif dalam mengurangi sampah dengan memilah dan mengolah sampah sebelum dibuang ke TPA.
“Kami meminta agar pasar tradisional mengolah sampah terlebih dahulu, sehingga yang dibawa ke TPA hanya residu, maksimal 30 persen dari total sampah,” ujar Koswara.
Saat ini, Kota Bandung menghasilkan sekitar 90 meter kubik sampah per hari dari seluruh pasar tradisional.
Koswara mengungkapkan pentingnya solusi penanganan sampah dari sumbernya untuk mengurangi beban TPA Sarimukti.
“Di lingkungan kelurahan atau RW, tingkat residu bisa ditekan hingga 11 persen. Artinya, kalau pengelolaan sampah dari sumbernya dilakukan dengan baik, pengurangan sampah ke TPA bisa lebih signifikan,” katanya.
Koswara juga menyebutkan beberapa program pengelolaan sampah yang telah dijalankan Pemkot Bandung, termasuk maggot dan komposter di tingkat kelurahan.
Namun, tantangannya adalah kurangnya integrasi di antara program-program tersebut.
“Program utama kita saat ini adalah memilah sampah dari sumbernya. Warga, kios, hingga pengelola pasar harus terlibat dalam pemilahan ini. Di Bandung sudah ada 383 RW yang menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS), dan itu menunjukkan langkah yang positif,” jelasnya. (rif)