HEADLINE

Membangun Peradaban Sunda

ADVERTISEMENT
Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin. (foto: pasjabar)

Oleh: Firdaus Arifin, Dosen YPT Pasundan Dpk. FH UNPAS (Mengenai Peradaban Sunda)

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Peradaban Sunda telah hadir selama berabad-abad, berakar pada kearifan lokal yang tumbuh dari lingkungan alam dan budaya yang kaya. Dalam konteks modern saat ini, ada pertanyaan besar yang harus kita jawab bersama: bagaimana kita sebagai masyarakat Sunda dapat membangun peradaban yang relevan dengan dunia yang terus berubah, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur kita?

Sejarah Sunda mengajarkan bahwa kekuatan utama kita terletak pada harmoni antara manusia dan alam, gotong-royong, serta ketulusan dalam menjalani kehidupan. Namun, nilai-nilai ini semakin tergerus oleh arus globalisasi yang kerap kali mengedepankan individualisme dan materialisme. Di sinilah pentingnya membangun kembali peradaban Sunda yang tidak hanya lestari, tapi juga mampu menjawab tantangan zaman.

Kearifan Lokal

Membangun peradaban Sunda harus dimulai dari pelestarian dan pengembangan kearifan lokal. Konsep-konsep seperti silih asah, silih asih, silih asuh bukan hanya sekadar slogan, tapi filosofi kehidupan yang mencerminkan semangat gotong-royong dan solidaritas sosial. Inilah salah satu keunggulan budaya Sunda yang seharusnya menjadi dasar pembangunan masyarakat modern.

Kearifan lokal Sunda juga sangat kaya dengan pandangan ekologis yang menghormati alam. Di tengah ancaman perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, nilai-nilai yang menekankan keseimbangan antara manusia dan alam ini menjadi semakin relevan. Melalui konsep leuweung hejo, masyarakat ngejo (hutan yang hijau, masyarakat yang sejahtera), kita bisa menggali kembali potensi alam sebagai bagian integral dari kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

Namun, tantangannya adalah bagaimana mengaktualisasikan kearifan lokal ini dalam kebijakan publik dan pendidikan. Di sinilah pentingnya peran pemerintah daerah dan lembaga pendidikan untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya Sunda ke dalam program pembangunan berkelanjutan.

Pendidikan Berbasis Budaya

Salah satu langkah paling strategis dalam membangun peradaban Sunda adalah melalui pendidikan berbasis budaya. Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai media untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Sayangnya, pendidikan di Indonesia, termasuk di Jawa Barat, sering kali terlalu fokus pada standar global tanpa mengindahkan nilai-nilai lokal.

Kurikulum pendidikan yang berakar pada budaya Sunda dapat menjadi solusi untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kuat yang berlandaskan nilai-nilai budaya. Dalam hal ini, penting untuk menekankan pendidikan tentang sejarah Sunda, sastra, seni, dan bahasa Sunda di sekolah-sekolah.

Di samping itu, pendidikan berbasis budaya harus mempersiapkan generasi muda Sunda untuk menghadapi era digital dengan tetap menjaga identitas dan jati diri mereka. Teknologi harus dilihat sebagai alat untuk memperkuat budaya, bukan untuk menghilangkannya. Misalnya, pengembangan konten digital berbasis budaya Sunda seperti aplikasi belajar bahasa Sunda, permainan tradisional dalam format digital, atau portal yang mengarsipkan cerita rakyat Sunda.

Seni dan Sastra

Seni dan sastra adalah jiwa dari sebuah peradaban. Dalam sejarah Sunda, karya sastra seperti Wangsakerta dan Pantun Sunda telah memainkan peran penting dalam menyampaikan ajaran moral dan etika kepada masyarakat. Namun, di era sekarang, tantangan yang dihadapi oleh seniman dan sastrawan Sunda adalah bagaimana menjaga relevansi karya mereka di tengah gempuran budaya populer global.

Untuk membangun peradaban Sunda yang tangguh, kita harus mendorong lebih banyak karya seni dan sastra yang mencerminkan nilai-nilai budaya Sunda namun dikemas dengan cara yang menarik bagi generasi milenial dan Gen Z. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan lebih banyak festival seni, lokakarya sastra, dan diskusi budaya yang melibatkan seniman dan budayawan Sunda.

Selain itu, kita juga perlu mendukung penerbitan dan distribusi karya-karya sastra Sunda, baik dalam bentuk cetak maupun digital, agar dapat diakses oleh lebih banyak orang. Pengembangan komunitas sastra dan seni yang lebih inklusif juga akan membantu regenerasi sastrawan dan seniman Sunda.

Ekonomi Berbasis Budaya

Salah satu cara membangun peradaban Sunda yang berkelanjutan adalah dengan mengembangkan ekonomi berbasis budaya. Pariwisata budaya, industri kerajinan tangan, serta produk-produk kuliner khas Sunda adalah sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Jika dikelola dengan baik, sektor-sektor ini tidak hanya akan memperkuat identitas budaya Sunda, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pariwisata budaya, misalnya, bisa menjadi salah satu sektor unggulan Jawa Barat. Dengan keindahan alamnya dan kekayaan budayanya, Jawa Barat memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata budaya yang menarik. Namun, hal ini hanya bisa tercapai jika kita mampu mengemas budaya Sunda dengan cara yang menarik dan profesional, tanpa mengurangi nilai-nilai otentiknya.

Dalam hal kerajinan tangan, kita perlu mendorong inovasi tanpa meninggalkan tradisi. Banyak kerajinan tangan Sunda, seperti anyaman bambu dan tenun, yang memiliki nilai estetika dan historis tinggi. Dengan memadukan teknik tradisional dengan desain modern, kerajinan tangan ini dapat memiliki daya tarik di pasar global.

Menghadapi Modernitas

Tantangan terbesar dalam membangun peradaban Sunda adalah bagaimana menghadapi modernitas tanpa kehilangan identitas budaya. Kita harus siap menerima perubahan, namun pada saat yang sama harus mampu menyaring pengaruh luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita.

Modernisasi sering kali diidentikkan dengan westernisasi, namun ini tidak selalu harus terjadi. Kita dapat mengambil teknologi dan pengetahuan dari dunia luar, tetapi harus selalu mengolahnya sesuai dengan nilai-nilai dan karakter budaya Sunda. Dalam konteks ini, peran lembaga budaya dan tokoh-tokoh masyarakat sangat penting untuk memberikan arah yang jelas dalam menghadapi modernitas.

Sebagai penutup, membangun peradaban Sunda bukan hanya tentang melestarikan budaya masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan budaya baru yang relevan dengan masa kini dan masa depan. Peradaban yang kuat adalah peradaban yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan akar budayanya. Inilah tantangan besar yang harus kita jawab bersama sebagai masyarakat Sunda di era global ini. (han)

Hanna Hanifah

Recent Posts

Sustainability Bond bank bjb Oversubscribed Hingga 4,66 Kali

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…

8 jam ago

Sengit! Persib Kandaskan Borneo FC Lewat Gol Ciro Alves

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…

9 jam ago

Cucun Syamsurijal Laporkan Anggota DPRD Kab. Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…

9 jam ago

Cucun Syamsurijal: Pilkada Ibarat Sepak Bola

KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…

10 jam ago

Peluang Emil Audero di Timnas Indonesia Kata Erick Thohir

WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…

11 jam ago

Insting Shin Tae-yong Terbukti di Laga Kontra Arab

WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…

12 jam ago