CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 5 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Imperialisme Baru

Hanna Hanifah
28 Oktober 2024
imperialisme baru

ilustrasi. (foto: freepik)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT
Prof Didi Turmudzi
Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. (foto: pasjabar)

Oleh: Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si, Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan (Imperialisme Baru)

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Masa lalu, ketika bangsa-bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis mengirim kapal-kapal mereka ke berbagai penjuru dunia untuk menaklukan dan menguasai wilayah-wilayah baru. Mereka mendirikan koloni di Afrika, Asia dan Amerika, memaksakan kekuasaan mereka, dan mengeksploitasi sumber daya alam serta tenaga kerja lokal untuk keuntungan mereka. Inilah yang kita sebut sebagai kolonialisme klasik. Dalam kolonialisme ini, penguasaan wilayah fisik dan pengendalian langsung atas pemerintahan di negara jajahan menjadi ciri utamanya.

Namun, di zaman modern ini, bentuk kontrol seperti itu tidak lagi populer atau bahkan mungkin dilakukan dengan cara yang sama. Negara-negara kuat tidak lagi mengirim tentara untuk menduduki tanah-tanah baru. Sebagai gantinya, mereka menggunakan cara-cara yang lebih halus dan canggih untuk mengendalikan negara-negara lain ini yang disebut sebagai imperialisme baru.

Baca juga:   Valda Mahasiswi FH Unpas : HUT RI ke 76, Saatnya Kembali Putih dan Bersih

Salah satu contoh nyata dari imperialisme baru adalah bagaimana perusahaan-perusahaan multinasional besar dari negara maju menguasai ekonomi negara-negara berkembang. Alih-alih mengambil alih tanah secara langsung, mereka masuk melalui pintu ekonomi. Perusahaan-perusahaan ini menanamkan investasi besar di negara-negara tersebut, tetapi dengan syarat-syarat yang bisa menguntungkan mereka. Misalnya, mereka bisa mendapatkan akses ke sumber daya alam dengan harga sangat murah atau mengekspor keuntungannya kembali ke negara asal mereka. Sementara negara tuan rumah hanya mendapatkan sedikit manfaat.

Contoh yang paling nyata adalah bagaimana negara-negara berkembang sering kali terjebak dalam utang kepada lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF atau Bank Dunia. Negara-negara ini dipaksa untuk menerima bantuan keuangan dengan syarat harus mengikuti kebijakan ekonomi tertentu sebenarnya tidak menguntungkan rakyat mereka. Akibatnya, kendali ekonomi negara-negara ini praktis berada di tangan negara-negara kuat yang memberikan pinjaman tersebut. Negara-negara berkembang ini mungkin tampak merdeka secara politik, tetapi kebijakan ekonomi mereka sangat dipengaruhi, bahkan dikendalikan, oleh kekuatan luar.

Baca juga:   Abdullah Ramdhani Raih Gelar Doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Unpas

Tampak dalam Kontrol Budaya

Selain kontrol ekonomi, imperialisme baru juga tampak dalam bentuk kontrol budaya. Budaya global yang didominasi oleh negara-negara kuat, seperti Amerika Serikat, menyebar ke seluruh dunia melalui media, film, musik dan produk-produk konsumen. Contohnya, makanan cepat saji dari Amerika, seperti burger dan soda. Kini ada di hampir setiap sudut dunia, bahkan di negara-negara yang memiliki budaya kuliner tradisional yang kaya. Film-film Holywood mendominasi bioskop-bioskop di seluruh dunia, dan gaya hidup serta nilai-nilai Barat menjadi sesuatu yang dianggap keren dan modern, meskipun seringkali tidak sesuai dengan budaya lokal.

Baca juga:   Grup Berat Timnas Indonesia di Piala Asia U-20 2025

Dalam banyak kasus, masyarakat di negara-negara berkembang mulai meninggalkan tradisi dan nilai-nilai lokal mereka demi mengikuti budaya asing yang dianggap lebih maju. Ini adalah bentuk lain dari kontrol yang tidak terlihat budaya lokal perlahan-lahan digantikan oleh budaya asing, menciptakan ketergantungan yang mendalam pada produk dan nilai-nilai negara lain.

Jadi, imperialisme baru bukan tentang penguasaan tanah dan wilayah, tetapi tentang bagaimana negara-negara kuat menggunakan pengaruh ekonomi dan budaya untuk mengendalikan negara-negara lain. Ini adalah bentuk kekuasaan yang lebih halus, tetapi tetap sangat efektif dalam menjaga dominasi global. Di bawah permukaan kata-kata manis tentang kerja sama internasional dan globalisasi, imperialisme baru terus bekerja, menciptakan dunia yang semakin tidak adil dan penuh dengan ketidaksetaraan. (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Hanna Hanifah
Tags: imperialisme barupaguyuban pasundanunpas


Related Posts

SMP Pasundan 1 Bandung
HEADLINE

SMP Pasundan 1 Bandung: Sekolah Legendaris di Balonggede, Warisan Pendidikan Paguyuban Pasundan

3 November 2025
unpas
HEADLINE

Mahasiswi Unpas Terpilih Jadi Google Student Ambassador 2025

31 Oktober 2025
unpas
PASKESEHATAN

Unpas Gelar Gebyar Cek Kesehatan Gratis untuk Akademika Kampus

30 Oktober 2025

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” karya LS Dwi Murni tampil di Bandung, angkat isu pernikahan anak dan penyalahgunaan kuasa lewat pesan moral dan budaya. (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” Angkat Isu Sosial di Rumentang Siang Bandung

4 November 2025

Bandung, www.pasjabar.com -- Isu sosial tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam masyarakat diangkat lewat pertunjukan sandiwara...

Kiper AC Milan, Mike Maignan, merayakan golnya di akhir pertandingan Serie A Italia antara AC Milan dan AS Roma di Stadion San Siro, Milan, pada 2 November 2025. (Isabella BONOTTO / AFP)

Mike Maignan Bersinar, Tapi AC Milan Terancam Kehilangan Sang Kiper!

4 November 2025
Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, harus mengakui keunggulan Mia Blichfeldt dari Denmark pada final Hylo Open 2025 di Saarbruecken, Jerman, 2 November 2025. (TANGKAPAN LAYAR BWF TV)

Mia Blichfeldt Taklukkan Putri KW, Juara Hylo Open 2025!

4 November 2025
Angin puting beliung terjang Ujung Berung, Bandung. Puluhan rumah rusak, pohon tumbang, dan warga panik. Petugas BPBD lakukan evakuasi dan pembersihan. (Uby/pasjabar)

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

4 November 2025
Persib vs Selangor

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

4 November 2025

Highlights

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

Luis Enrique Siap Tantang Dominasi Bayern di Parc des Princes

Arne Slot Waspadai Aksi Gila Vinicius Junior di Anfield!

Biaya Haji 2026 Turun Dua Juta Rupiah

Malam Ini Timnas Indonesia U-17 Hadapi Zambia di Piala Dunia U-17 2025 Qatar

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.