BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sekelompok anak muda di Jawa Barat yang tergabung dalam Gerakan Pilah Pilih Jawa Barat melakukan langkah konkret untuk menanggapi krisis iklim dan ancaman pemanasan global yang kian dirasakan masyarakat.
Mereka membahas pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, menjaga iklim, serta mendorong transisi energi dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global yang semakin parah.
Gerakan Pilah Pilih Jawa Barat ini bahkan menyusun policy brief yang berisi teguran kepada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Dalam pernyataannya, mereka menuntut agar calon pemimpin lebih peduli terhadap isu lingkungan dan mengambil langkah nyata untuk menghadapi krisis iklim.
Hal ini didasari oleh kondisi cuaca yang semakin ekstrem, dengan suhu panas dan curah hujan yang tidak menentu di wilayah Jawa Barat.
Fenomena ini diakibatkan oleh kerusakan lingkungan yang terus terjadi dan menjadi penyebab meningkatnya bencana alam di daerah tersebut.
“Mayoritas bencana yang terjadi berkaitan dengan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan. Penyebab utama perubahan iklim ini adalah emisi gas rumah kaca yang terus meningkat. Serta ketergantungan masyarakat pada energi fosil,” ujar Klistjart Tharissa, salah satu anggota tim penulis dari gerakan tersebut.
Berdasarkan data sepanjang Januari hingga Oktober 2024, Jawa Barat telah mengalami 1.389 bencana alam.
Dari jumlah tersebut, 610 di antaranya merupakan kejadian cuaca ekstrem. Diikuti oleh 400 kasus tanah longsor, 187 banjir, 154 kebakaran hutan dan lahan, 18 kejadian kekeringan, dan 16 kali gempa bumi.
Data ini menunjukkan betapa gentingnya kondisi lingkungan di Jawa Barat yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.
Melalui gerakan ini, anak-anak muda di Jawa Barat berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan terkait iklim dan lingkungan.
Serta mendorong transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan sebagai solusi jangka panjang menghadapi perubahan iklim dan ancaman pemanasan global. (rif)