CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Minggu, 16 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Bayangan Gelap di Balik Kemajuan (Eugenika)

Hanna Hanifah
2 Desember 2024
eugenika

ilustrasi. (foto: wikipedia)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT
Prof Didi Turmudzi
Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. (foto: pasjabar)

Oleh: Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi M.Si (Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan) – Eugenika

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pada awal abad ke-20, ada satu ideologi yang berkembang pesat, menjanjikan masa depan manusia yang lebih baik dan lebih “murni”. Ideologi itu adalah eugenika. Meskipun terdengar seperti konsep yang bertujuan baik—yakni meningkatkan kualitas genetik manusia—kenyataannya eugenika membawa sejarah kelam yang dipenuhi oleh diskriminasi, penindasan, dan kekejaman yang tidak termaafkan.

Asal-usul eugenika dapat ditelusuri ke Inggris, di mana Francis Galton, sepupu Charles Darwin, mempopulerkan ide ini pada akhir abad ke-19. Galton percaya bahwa kualitas manusia, seperti kecerdasan dan moralitas, bisa ditingkatkan melalui seleksi perkawinan yang terkontrol. Ide ini dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat dan Eropa. Di mana ia diadopsi oleh para ilmuwan, politikus, dan pemimpin masyarakat. Mereka meyakini bahwa dengan mengendalikan siapa yang bisa memiliki anak, mereka dapat menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan lebih cerdas.

Baca juga:   Aweuhan Pasundan: Bagian II Sosial Budaya “Perkuat Komitmen Pengembangan Pendidikan dan Budaya”

Eugenika

Namun, praktik eugenika sering kali menyasar kelompok-kelompok yang dianggap “tidak layak”. Ini termasuk orang-orang dengan disabilitas, minoritas rasial, orang miskin, dan mereka yang dianggap memiliki masalah mental. Di Amerika Serikat, ribuan orang dipaksa untuk menjalani sterilisasi agar mereka tidak bisa memiliki anak. Di Jerman, Nazi membawa ide ini ke tingkat ekstrem, menggunakan eugenika sebagai pembenaran untuk Holocaust. Di mana jutaan orang Yahudi, Roma, dan kelompok lainnya dibunuh karena dianggap sebagai ancaman terhadap “kemurnian ras Arya”.

Meski praktek-praktek eugenika tradisional kini dikecam secara luas, jejaknya masih terlihat dalam masyarakat modern. Konsep-konsep yang mirip dengan eugenika terus hidup dalam bentuk kebijakan dan teknologi baru. Misalnya, dengan kemajuan dalam genetika, kita sekarang memiliki kemampuan untuk melakukan “screening” terhadap embrio. Untuk memilih yang dianggap paling sehat atau paling cerdas. Meskipun ini mungkin terdengar seperti cara untuk mencegah penyakit genetik, banyak yang berpendapat bahwa ini bisa membuka pintu kembali ke diskriminasi genetik.

Baca juga:   Gumelar, Mahasiswa Unpas Senang Berorganisasi dan Bermanfaat

Selain itu, gagasan tentang siapa yang “pantas” untuk memiliki anak masih muncul dalam berbagai bentuk, termasuk kebijakan imigrasi dan akses terhadap layanan kesehatan. Ide-ide ini, meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan eugenika, tetap mewakili kelanjutan dari keyakinan bahwa nilai seseorang bisa ditentukan oleh karakteristik biologis mereka.

Sejarah eugenika adalah pengingat bahwa ilmu pengetahuan dan kebijakan publik bisa sangat berbahaya jika tidak diiringi dengan etika dan kemanusiaan. Eugenika mengajarkan kita bahwa obsesi untuk menciptakan “masyarakat yang lebih baik” sering kali berarti mengorbankan mereka yang dianggap sebagai “beban” oleh mayoritas. Oleh karena itu, dalam dunia yang semakin maju ini, sangat penting untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan selalu digunakan untuk memperkuat, bukan menghancurkan, kemanusiaan kita bersama.

Baca juga:   Jenazah Eril akan Dibawa ke Pemakaman Keluarga di Cimaung Senin Pagi

Dengan memahami sejarah kelam ini, kita dapat bekerja menuju masa depan di mana setiap individu dihargai bukan karena gen mereka, tetapi karena kemanusiaan mereka. Mari kita memastikan bahwa bayangan gelap ini tidak pernah kembali menghantui kita. (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Hanna Hanifah
Tags: eugenikaideologi eugenikapaguyuban pasundanpasundanunpas


Related Posts

Dari Jatuh Bangkit hingga Menjadi Inspirasi: Perjalanan Arul Fadyah Dzulpaqor Jadi Pemuda Berdaya
PASPENDIDIKAN

Dari Jatuh Bangkit hingga Menjadi Inspirasi: Perjalanan Arul Fadyah Dzulpaqor Jadi Pemuda Berdaya

15 November 2025
Unpas Jadi Satu-satunya PTS LLDIKTI IV Terpilih di Program Detaser
PASBANDUNG

Unpas Jadi Satu-satunya PTS LLDIKTI IV Terpilih di Program Detaser

12 November 2025
Giyani Barlis : Berani Keluar dari Zona Nyaman, Berprestasi Tanpa Batas
PASPENDIDIKAN

Giyani Barlis : Berani Keluar dari Zona Nyaman, Berprestasi Tanpa Batas

12 November 2025

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

TB Hasanuddin Deddy Corbuzier
HEADLINE

TB Hasanuddin: Pengiriman Pasukan ke Gaza Harus Sesuai Hukum Internasional

16 November 2025

JAKARTA, WWW. PASJABAR. COM -- Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin memberikan respons...

jadwal motogp valencia 2025

Jadwal Lengkap MotoGP Valencia 2025: Pekan Penutup Musim

15 November 2025
Jorge Martin

Jorge Martin Pilih Bermain Aman di Hari Pertama MotoGP Valencia

15 November 2025
PUBG Mobile Balenciaga

PUBG Mobile Gandeng Balenciaga Hadirkan Konten Fesyen Eksklusif

15 November 2025
Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

15 November 2025

Highlights

PUBG Mobile Gandeng Balenciaga Hadirkan Konten Fesyen Eksklusif

Teh Herbal Dinilai Efektif Bantu Tubuh Hadapi Polusi Udara

OnePlus 15 Hadirkan Desain Baru dan Sistem Kamera Internal

Film Dopamin Raih Antusiasme Tinggi dan Jadi Perbincangan Penonton

DPMKP Ingatkan Risiko Kebakaran Tetap Tinggi Meski Sudah Hujan

Minangkabau & International Culinary Expo 2025 Ramaikan Bandung

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.