BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–
Pembelajaran di kelas tidak hanya berfokus pada pengembangan pengetahuan peserta didik, tetapi juga membentuk sikap mereka, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sikap erat kaitannya dengan kecerdasan emosional yang dapat dilatih dan dipelajari.
Peserta didik dengan kecerdasan emosional yang baik cenderung mampu bersikap bijak dalam berbagai situasi, termasuk bersosialisasi di lingkungan pertemanan dan masyarakat.
Sebaliknya, peserta didik dengan kecerdasan emosional yang rendah lebih rentan terhadap perasaan kecewa atau marah ketika harapan mereka tidak tercapai, seperti saat gagal meraih juara kelas meskipun telah berusaha keras.
Pendidikan moral berperan penting dalam membantu peserta didik mengembangkan kecerdasan emosional. Salah satu cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral adalah melalui pembelajaran sastra, seperti cerpen. Cerpen dapat menjadi media pembelajaran moral karena mengandung pesan-pesan yang relevan. Peserta didik dapat belajar dari amanat cerita dan karakter tokoh yang terdapat di dalamnya.
Manfaat Membaca Cerpen
Melalui kegiatan membaca dan menganalisis cerpen, peserta didik dapat memahami unsur intrinsik cerita, seperti tema, tokoh, alur, latar, hingga amanat. Proses analisis ini melibatkan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan rasa empati.
Misalnya, ketika peserta didik memahami watak tokoh dalam cerpen, mereka dapat melatih empati dengan menempatkan diri pada situasi tokoh tersebut. Jika tokoh mengalami kesedihan, peserta didik dapat belajar merasakan apa yang dialami tokoh, sehingga membantu mengasah sensitivitas emosional mereka.
Selain itu, peserta didik juga dapat mempelajari bahwa sifat-sifat negatif, seperti pemarah, sering kali berdampak buruk, misalnya dijauhi oleh tokoh lain dalam cerita. Dengan memahami berbagai watak tokoh, peserta didik belajar menerima perbedaan karakter dan membangun empati terhadap orang lain di dunia nyata.
Tahapan berikutnya setelah menganalisis karakter tokoh adalah memahami amanat dalam cerpen, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok.
Amanat biasanya disampaikan penulis secara tersurat maupun tersirat melalui dialog antartokoh atau narasi. Pemahaman terhadap amanat ini diharapkan dapat diterapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka secara tidak langsung telah memosisikan diri dalam situasi yang dialami tokoh dalam cerita.
Membaca dan menulis cerpen secara rutin memberikan berbagai manfaat, seperti meningkatkan keterampilan berbahasa, merangsang kemampuan berpikir kritis, serta melatih kepekaan emosional (Horas, 2021).
Dengan demikian, semakin sering peserta didik terpapar cerpen, semakin baik pula tingkat kecerdasan emosional mereka, yang akan memengaruhi sikap dan kemampuan mereka bersosialisasi di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Melalui cerpen, nilai-nilai moral dapat disampaikan secara kreatif dan menyentuh, sehingga peserta didik dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadikan cerpen sebagai media pembelajaran moral yang efektif dalam mendukung pembentukan karakter peserta didik.
*Ditulis oleh Nisrina Himalia
Mahasiswi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pasundan
(*/tiwi)