BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan kronis dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Penyakit DM digambarkan sebagai peningkatan glukosa darah setelah makan jenis apa pun, terutama jenis karbohidrat.
Penyebab DM adalah kekurangan atau malfungsi insulin. Perkiraan global prevalensi DM pada kelompok usia 20–79 tahun adalah 463 juta pada tahun 2019 dan angka ini diperkirakan akan mencapai 700 juta pada tahun 2045.
Penyakit DM tipe 2 (DMT2) adalah kelainan metabolik kronis yang mencakup sekitar 90% kasus DM yang ada. Beberapa tanda DMT2 meliputi kadar glukosa darah tinggi, resistensi insulin pada otot, hati, dan jaringan adiposa, dan defisiensi relatif sekresi insulin dari pankreas.
Pasien dengan DM sering mengalami komplikasi serius termasuk dislipidemia dan penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyebab utama meningkatnya kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) mereka.
Penyakit DM memerlukan diagnosis dini, pengobatan, dan perubahan gaya hidup. Penyakit DM menyerang banyak orang di abad ke-21 dan menjadi penyebab kematian kelima.
Prevalensi yang tinggi, patogenesis yang bervariasi, proses progresif, dan komplikasi DM menyebabkan kebutuhan mendesak akan perawatan yang efektif.
Saat ini, berbagai perawatan, seperti terapi insulin, farmakoterapi, dan terapi diet, tersedia untuk mengendalikan DM. Ada beberapa jenis obat penurun glukosa yang memberikan efek anti-diabetes melalui mekanisme yang berbeda.
Mekanisme ini meliputi stimulasi sekresi insulin oleh obat sulfonilurea dan meglitinida, peningkatan absorpsi glukosa perifer oleh biguanida dan tiazolidinedion, penundaan absorpsi karbohidrat dari usus oleh alfa-glukosidase, dan penurunan glukoneogenesis hati.
Dalam tiga dekade terakhir, meskipun ada kemajuan signifikan yang dicapai dalam pengobatan DM, hasil pengobatan pada pasien masih jauh dari sempurna.
Pengobatan ini memiliki beberapa kelemahan, termasuk resistensi obat), efek samping, dan bahkan toksisitas. Selain itu, efek samping obat dan interaksinya satu sama lain harus dipertimbangkan oleh staf medis.
Banyak riset meneliti produk alami termasuk tanaman tropis/subtropis dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati pasien dengan DM dan komplikasi terkaitnya karena asal usulnya yang alami dan dengan demikian efek sampingnya relatif terbatas dibandingkan dengan obat-obatan.
Sebagian besar tanaman mengandung karotenoid, flavonoid, terpenoid, alkaloid, glikosida dan sering kali memiliki efek anti-diabetes.
Efek anti-hiperglikemik yang dihasilkan dari perawatan dengan tanaman sering kali disebabkan oleh kemampuannya untuk meningkatkan kinerja jaringan pankreas, yang dilakukan dengan meningkatkan sekresi insulin atau mengurangi penyerapan glukosa di usus.
Moringa oleifera Lam. (MO), umumnya disebut sebagai “drumstick tree,” “horseradish tree,” or “miracle tree”, atau di Indonesia dikenal sebagai “pohon kelor,” termasuk dalam famili tanaman berbunga Moringaceae dan dibudidayakan secara luas di Amerika, Afrika, Asia (termasuk di negara Indonesia).
Berbagai macam khasiat nutrisi dan obat telah ditunjukkan pada daun, biji, bunga, dan kulit kayunya. Daunnya, misalnya, umumnya dikonsumsi sebagai sayuran dan suplemen nutrisi; bijinya diambil segar, dikeringkan atau sebagai teh panggang (roasted tea).
Daun dan biji MO kaya akan protein, lipid, vitamin, mineral, dan fitokimia, dan telah digunakan untuk mengobati dan melindungi terhadap berbagai penyakit termasuk peradangan, karsinoma, gangguan hepatorenal dan kardiovaskular, dan DM.
Bukti kumulatif telah menunjukkan peran MO yang berpotensi bermanfaat dalam metabolisme glukosa dan lipid. Semua kandungan gizi yang terdapat pada daun kelor segar akan mengalami peningkatan (konsentrasinya) apabila dikonsumsi setelah dikeringkan dan dihaluskan dalam bentuk serbuk.
Penyakit DM merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup menonjol di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 [20], prevalensi DM di Jawa Barat mencapai 1,74% (diperkirakan 570.611 penderita diabetes). Pada tahun 2021, Dinas Kesehatan Jawa Barat menemukan sejumlah 46.837 orang dengan DM.
Jumlah penderita DM yang semakin meningkat dan menyebabkan meningkatnya kekhawatiran di komunitas medis dan masyarakat umum. Kondisi ini menuntut riset untuk mengeksplorasi strategi pencegahan dan terapi baru terhadap DM. Terapi nutrisi dan terapi herbal merupakan metode terapi komplementer yang menanggulangi penyakit sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional.
Studi Susilowati dkk (2024) melakukan terapi komplementer serbuk daun Kelor (MoLP) pada pasien DM tipe 2 di Prolanis Puskesmas Padasuka Kota Cimahi.
Puskesmas Padasuka berada di urutan ketiga dengan pasien DM terbanyak di Kota Cimahi. Seluruh partisipan pada studi ini berjumlah 60 orang adalah pasien DM tipe 2 yang mengonsumsi obat anti diabetes dari dokter.
Seluruh partisipan dipuasakan (minimal 8 jam) kemudian berbuka dengan roti tawar dan air mineral. Partisipan dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1: setelah berbuka dengan roti tawar dan air mineral diberi MoLP dosis 1 g; kelompok 2: setelah berbuka dengan roti tawar dan air mineral diberi MoLP dosis 2 g; dan kelompok 3: setelah berbuka dengan roti tawar dan air mineral tidak diberi MoLP. Kadar gula darah paska puasa (gula darah post prandial atau GDPP) diukur 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit terhitung dari waktu berbuka puasa.
Hasil studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan GDPP yang bermakna melalui terapi komplementer MoLP pada ketiga kelompok terapi. GDPP mengalami penurunan signifikan pada menit ke 120 pada kelompok 1 dan 2.
Ini menunjukkan bahwa Kelor efektif menurunkan GDPP pada pasien DM setelah berbuka puasa. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada pasien DM tentang terapi komplementer Kelor sebagai alternatif terapi pengobatan melalui nutrisiyang terkandung dalam daun Kelor yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah setelah mengonsumsi makanan.
Penyakit DM sebagai salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat mengontrol agar kadar gula darah dalam batas normal.
Untuk itu pasien DM harus mensiasati dengan pola hidup sehat meliputi mengonsumsi makanan sehat, rendah gula dan lemak, pendistribusian karbohidrat yang baik sepanjang hari, higine pribadi yang baik, hindari stress, aktivitas fisik yang cukup, mengonsumsi obat anti diabetes, dan rutin mengecek kadar gula darah.
Kelor sebagai salah satu solusi alternatif untuk pasien DM dalam mengontrol kadar gula darah, melalui kandungan nutrisinya yang dapat memenuhi kebutuhan gizi mikro serta membantu mengontrol kadar gula darah, melalui kandunganBetakaroten vitamin A sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan penyakit, asam ascorbat vitamin C yang membantu proses sekresi hormon insulin dalam darah, serta vitamin E mencegah agar tidak terkena penyakit diabetes.
Kandungan zat aktif quercetin dan koempferol dari daun kelor yang merupakan flavanoid utama yang sangat efektif sebagai antidiabetik. Quersetin memiliki efek pengendalian kadar glukosa darah dengan meningkatkan sekresi insulin dan regenerasi β-sel di pankreas. Kita ketahui bersama bahwa pankreas adalah organ dalam tubuh yang bertugas mensekresikan hormon insulin.
Quercetin dapat memperbaiki hiperglikemia puasa dengan meningkatkan sensitivitas insulin melalui penghambatan pembentukan glukosa dan peningkatan sinyal insulin. Koempferol mengurangi sekresi glukosa di hati dan meningkatkan kadar insulin plasma.
Kelor (Moringa oleifera) salah satu superfood yang sangat baik dikonsumsi oleh pasien DM dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi dan alternatif untuk terapi mengontrol kadar gula darah tanpa efek samping bagi tubuh.
Ayo mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, jangan lupa tambahkan Kelor dalam setiap makanan kita.
Semangat Sehat, Kontrol kadar gula darah dengan Kelor!
Ditulis oleh Susilowati: Dosen, Peneliti & Penulis (L2Dikti4 Jabar Banten)
(*/tiwi)
WWW.PASJABAR.COM - Rekam jejak Patrick Kluivert sepertinya menarik untuk dibahas. Apalagi beredar kabar jika mantan…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dramatis! Persib Bandung terhindar dari kekalahan saat dijamu Bali United di Stadion…
WWW.PASJABAR.COM - Patrick Kluivert dikabarkan menjadi kandidat kuat pelatih anyar Timnas Indonesia, menggantikan Shin Tae-yong.…
WWW.PASJABAR.COM -- Louis van Gaal membantah kabar jadi Direktur Teknik Timnas Indonesia. Ruud Gullit lega…
WWW.PASJABAR.COM -- Para suporter Belanda telah memberi reaksi mengenai keputusan PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai…
WWW.PASJABAR.COM -- Akun X @Curacaofootbal1 mengunggah cuitan yang mengkritik taktik Patrick Kluivert saat melatih Timnas…