KAB.BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2023, Satria Sober dan PKNI (Persaudaraan Korban Napza Indonesia) menggelar diskusi untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan di masyarakat.
Dalam diskusi tersebut juga muncul desakan agar Pemerintah mengerahkan kekuatan masyarakat dan/atau komunitas Populasi Kunci dan orang dengan HIV (ODHIV) di Kabupaten Bandung untuk memimpin perjuangan mengakhiri AIDS.
Dalam sebuah laporan baru yang diluncurkan oleh UNAIDS, Let Communities Lead (Biarkan Komunitas Memimpin), menunjukkan bahwa AIDS dapat diakhiri sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030. HAl itu dapat diwujudkan jika masyarakat dan komunitas yang berada di garis depan mendapatkan dukungan penuh yang mereka perlukan dari pemerintah dan stakeholder.
Terlalu sering masyarakat diperlakukan oleh stakeholder/pengambil keputusan sebagai masalah yang harus ditangani, bukannya diakui dan didukung sebagai pemimpin. Masyarakat tidak menghalangi , merekalah yang menerangi jalan menuju pemberantasan AIDS.
Penurunan akses terhadap obat-obatan HIV dan Hep C atau LTFU (Lost To Follow Up) dikarenakan biaya retribusi yang selalu meningkat, dan banyak komunitas tidak memiliki akses ke Jaringan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS.
Namun dengan kampanye komunitas bisa membantu membuka akses terhadap obat-obatan HIV generik, sehingga menghasilkan penurunan biaya pengobatan yang tajam dan berkelanjutan dari US$ 25.000 per orang per tahun pada tahun 1995 menjadi kurang dari US$ 70 di banyak negara yang paling terkena dampak HIV saat ini.
Let Communities Lead menunjukkan bahwa berinvestasi dalam program HIV yang dipimpin oleh komunitas memberikan manfaat transformasional.
Sejumlah komunitas pun berupaya untuk menghilangkan stigmatisasi (pelabelan/cap buruk) dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV (ODHIV) di Kabupaten Bandung.
ODHIV juga tidak mengingkan jika mereka hanya menjadi objek dan bukan menjadi bagian dari gerakan untuk menghilangkan AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat.