# Mahasiswa Hukum Internasional FH Unpas
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dalam rangka ujian untuk mata kuliah Hukum Diplomatik dan konsuler,
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pasundan (FH Unpas) Jurusan Hukum Internasional menggelar Project
COP 28 Climate Change Dubai menggunakan Simulasi Model of United Nation di Kedutaan Besar di Singapura, beberapa waktu lalu.
Pengampu Mata Kuliah Hukum Arbitrase Internasional dan Hukum Diplomatic Konsuler, Irma Rachmawati, S.H., Sp.1., M.H., Ph.D, kepada www.pasjabar.com mengatakan jika ujian tersebut dilaksanakan secara rutin di FH Unpas jurusan Hukum Internasional menggunakan Simulasi Model of United Nation (MUN).
“Tahun ini kami berkesempatan untuk praktik langsung ke luar negeri, yakni kedutaan Indonesia di Singapura. Agar mahasiswa bisa langsung merasakan langsung diplomasi internasional seperti apa,” jelasnya, Selasa (11/2/2025).
Ia menyebutkan sebanyak 14 mahasiswa dan tiga pendamping dosen ikut dalam ujian tersebut yang diterima langsung oleh pihak KBRI di Singapura.
Salah satunya Prof Aelina Surya dari Universitas Padjadjaran (Unpad) yang menjadi penguji.
Prof Aelina Surya yang juga menjadi pembina Mata kuliah Hukum diplomatik dan konsuler dan pelatih MUN menyebutkan, bahwa semua berawal dari mimpi.
“Sehingga sidang MUN ini akan menjadi titik tolak mimpi mahasiwa menjadi diplomat,”.
Materi MUN
Irma menjelaskan jika progam MUN tersebut sifatnya seperti studi bagaimana penyelesaian permasalah sesuai SOP menggali apa saja stetment dari negara tersebut.
Kemudian mahasiswa yang menjadi peserta kemudian memaparkan materi melalui MUN.
Sementara pemilihan negara Singapura karena Singapura memiliki pengetahuan yang luas tentang diplomasi.
“Intinya mereka kedepan bisa memiliki mimpi untuk menjadi diplomat. Karena Sarjana Hukum bukan hanya menjadi lawyer saja, namun bisa juga menjadi diplomat sehingga mampu mengangkat Unpas dikancah internasional,” tegasnya.
Perwakilan KBRI Singapura yakni Koordinator Fungsi Pensosbud, Bianca Purita Constansa Simatupang dijelaskan Irma menyambut baik kehadiran mahasiswa Unpas, untuk ujian Diplomasi di KBRI Singapura.
“Karena sejauh ini, sudah lama tidak ada pembahasan oleh mahasiswa yang membahas masalah hukum diplomasi. Karena diplomasi itu bukan hanya saja melalui ilmu politik dan internasional saja, namun juga perlu dibahas melalui melalui hukum,” tutur Bianca.
# Mahasiswa Hukum Internasional FH Unpas
Selain itu menurut Bianca, di Singapura banyak permasalahan tentang WNI yang memang beririsan dengan hukum. Bahkan, itu terjadi setiap hari terutama mengenai tenaga kerja Indonesia wanita.
Selain itu, protkons konsuler KBRI Singapore, Wida Irfani, mengatakan banyak suka duka menjadi diplomat dan harus mempunyai punya sifat penolong dan sosial yang tinggi.
“Hal in disebabkan Konsuler juga berkenaan mulai dari menyelamatkan jiwa karena sakit berat, sampai kepada menyelamatkan WNI dari hukuman berat,” tuturnya.
Kunjungan Arbitrase
Usai memaparkan materi diplomasi, kemudian para mahsaiswa FH Unpas melakukan ujian dengan sistem MUN. Yang disaksikan langsung oleh perwakilan KBRI Singapura.
Kunjungi Arbitrase Internasional Singapura untuk mempelajari bagaimana Singapura bisa memiliki Arbitrase Internasional, sementara Indonesia tidak punya.
“Bahkan kesempatan itu tergolong langka bahkan kita disana diterima langsung oleh abitor dari Indonesia yang memaparkan tentang kasus Indonesia yang ternyata banyak dibawa ke Singapura,” jelas Irma
Ia menambahkan, jika selain didukung oleh FH Unpas, ujian tersebut juga mendapat dukungan dari PT Bank Jabar Banten yang menyeponsori penginapan bagi mahasiswa FH Unpas yang ujian. (tie)