CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 5 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home HEADLINE

Fenomena Brain Drain di Indonesia: Mengapa Anak Muda Memilih Pergi?

Hanna Hanifah
16 Februari 2025
Brain Drain

ilustrasi. (foto: knowledge4policy.ec.europa.eu)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT
Deden Ramdan, Dosen Ilkom Fisip Unpas & Budiawan

Oleh: Deden Ramdan, Dosen Ilkom Fisip Unpas & Budiawan-Praktisi IT-Alumni ITB (Brain Drain)

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Belakangan ini, muncul tren di media sosial dengan tagar #KaburAjaDulu, yang mencerminkan keresahan generasi muda Indonesia terhadap kondisi ekonomi dan kesempatan kerja di dalam negeri. Semakin banyak anak muda berbakat yang memilih untuk mencari peluang di luar negeri, karena merasa kehidupan di Indonesia tidak menawarkan kesejahteraan yang layak.

Fenomena ini menimbulkan perdebatan: apakah nasionalisme masih relevan jika seseorang harus berjuang keras hanya untuk bertahan hidup?

Mengapa banyak anak muda memilih pergi, dan apa solusi yang bisa ditawarkan bagi generasi muda Indonesia?

Mengapa Banyak Anak Muda Memilih Pergi?

Pertama. Tekanan Ekonomi dan Beban Generasi Sandwich

Banyak generasi muda di Indonesia, terutama dari kelas menengah ke bawah, harus menghadapi beban finansial yang berat. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas diri sendiri tetapi juga harus membantu orang tua dan keluarga mereka.

Seperti dalam kasus Fajar Zakri, seorang anak muda Indonesia yang merasa putus asa bertahan di Indonesia. Dengan bekerja di Amerika Serikat, ia mampu mengirimkan uang sebesar Rp20 juta per bulan kepada keluarganya di Indonesia—jumlah yang sulit dicapai jika ia tetap bekerja di dalam negeri.

Baca juga:   Bunga Trotoar Bandung

Fenomena ini dikenal sebagai Generasi Sandwich, di mana anak muda harus bekerja keras untuk membiayai generasi sebelumnya, sambil tetap mencukupi kebutuhan sendiri. Ketimpangan ekonomi di Indonesia membuat mereka merasa tidak memiliki pilihan lain selain mencari penghidupan di luar negeri.

Kedua. Ketimpangan Upah dan Biaya Hidup

Kasus lain adalah Dini Adriani, yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai pemerintah di Bandung tetapi merasa gajinya tidak cukup untuk hidup. Kini, ia menjadi guru di Thailand dengan gaji THB 21.000 (sekitar Rp10 juta), yang cukup untuk menghidupi dirinya sendiri dan mengirim uang kepada orang tuanya.

Dari kasus ini, terlihat jelas bahwa upah di Indonesia tidak sebanding dengan biaya hidup. Banyak profesi yang dihargai rendah, membuat generasi muda kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Ketiga. Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dikritik karena dianggap tidak berhasil dalam mengelola sektor ekonomi tetapi tetap berbicara soal nasionalisme. Banyak orang mempertanyakan, Apa gunanya nasionalisme jika rakyat sendiri kesulitan mendapatkan kehidupan yang layak?

Selain itu, ada juga perasaan bahwa bekerja di Indonesia hanya akan menjadikan mereka “sapi perah” tanpa kesejahteraan yang memadai. Ketimpangan sosial dan kurangnya dukungan bagi pekerja muda semakin memperkuat keinginan untuk pergi ke luar negeri.

Baca juga:   Bayern Muenchen Juara Liga Champions Ditengah Pandemi

Apa Solusi bagi Generasi Muda Indonesia?

Meskipun fenomena ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan terhadap prospek ekonomi di Indonesia, generasi muda masih bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan ini tanpa harus sepenuhnya bergantung pada pilihan bekerja di luar negeri.

Pertama. Membangun Keterampilan yang Bernilai Global

Generasi muda perlu mengembangkan keterampilan yang bernilai tinggi di pasar global, seperti:

  • Teknologi dan digital skills (programming, data analysis, AI, cybersecurity)
  • Kewirausahaan dan bisnis digital
  • Kemampuan berbahasa asing untuk memperluas kesempatan kerja internasional

Dengan keterampilan ini, anak muda Indonesia bisa bekerja secara remote untuk perusahaan luar negeri tanpa harus meninggalkan Indonesia, sehingga tetap bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar tanpa kehilangan akar budaya dan kebangsaan mereka.

Kedua. Mengoptimalkan Peluang Ekonomi Digital

Dengan perkembangan teknologi, ada banyak peluang untuk mendapatkan penghasilan dari internet, seperti:

  • Freelancing (desain grafis, content writing, programming, dll.)
  • E-commerce dan bisnis online
  • Menjadi kreator digital (YouTuber, podcaster, influencer, dll.)

Pekerjaan berbasis digital memungkinkan generasi muda lebih mandiri secara finansial tanpa harus bergantung pada gaji dari pekerjaan konvensional.

Baca juga:   Berburu Kursi

Ketiga. Mendorong Reformasi Kebijakan Ekonomi

Generasi muda juga perlu lebih aktif dalam mendorong perubahan kebijakan di Indonesia. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

  • Menyuarakan aspirasi melalui media sosial dan komunitas
  • Mendukung pemimpin yang memiliki visi ekonomi yang lebih baik
  • Berpartisipasi dalam diskusi publik dan organisasi yang berfokus pada perbaikan ekonomi

Jika semakin banyak anak muda yang terlibat dalam perubahan, maka peluang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik di Indonesia akan semakin besar.

KESIMPULAN

Fenomena brain drain di Indonesia bukan hanya sekadar masalah individu yang ingin mencari kehidupan lebih baik di luar negeri. Ini adalah refleksi dari kondisi ekonomi dan sosial yang membuat anak muda merasa tidak memiliki pilihan lain.

Namun, meninggalkan negara bukan satu-satunya solusi. Dengan mengembangkan keterampilan, memanfaatkan peluang ekonomi digital, dan mendorong perubahan kebijakan, generasi muda masih bisa membangun masa depan yang lebih baik di dalam negeri.

Nasionalisme bukan hanya soal bertahan di Indonesia, tetapi juga, soal berkontribusi untuk memperbaiki kondisi negara yang kita cintai ini, di mana pun kita Wherever you are, Indonesia is our homeland. Salam NKRI. (Brain Drain) (han)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Hanna Hanifah
Tags: Brain DrainOpini


Related Posts

Ngawula
HEADLINE

Ngawula ku Kawasa, Lain Ngawasaan ku Kawasa

30 Oktober 2025
Harga Akal
HEADLINE

Harga Akal

22 Oktober 2025
Narsistik Manipulatif
HEADLINE

Kepemimpinan Narsistik Manipulatif

20 Oktober 2025

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” karya LS Dwi Murni tampil di Bandung, angkat isu pernikahan anak dan penyalahgunaan kuasa lewat pesan moral dan budaya. (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” Angkat Isu Sosial di Rumentang Siang Bandung

4 November 2025

Bandung, www.pasjabar.com -- Isu sosial tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam masyarakat diangkat lewat pertunjukan sandiwara...

Kiper AC Milan, Mike Maignan, merayakan golnya di akhir pertandingan Serie A Italia antara AC Milan dan AS Roma di Stadion San Siro, Milan, pada 2 November 2025. (Isabella BONOTTO / AFP)

Mike Maignan Bersinar, Tapi AC Milan Terancam Kehilangan Sang Kiper!

4 November 2025
Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, harus mengakui keunggulan Mia Blichfeldt dari Denmark pada final Hylo Open 2025 di Saarbruecken, Jerman, 2 November 2025. (TANGKAPAN LAYAR BWF TV)

Mia Blichfeldt Taklukkan Putri KW, Juara Hylo Open 2025!

4 November 2025
Angin puting beliung terjang Ujung Berung, Bandung. Puluhan rumah rusak, pohon tumbang, dan warga panik. Petugas BPBD lakukan evakuasi dan pembersihan. (Uby/pasjabar)

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

4 November 2025
Persib vs Selangor

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

4 November 2025

Highlights

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

Luis Enrique Siap Tantang Dominasi Bayern di Parc des Princes

Arne Slot Waspadai Aksi Gila Vinicius Junior di Anfield!

Biaya Haji 2026 Turun Dua Juta Rupiah

Malam Ini Timnas Indonesia U-17 Hadapi Zambia di Piala Dunia U-17 2025 Qatar

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.