BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memberikan dukungan penuh terhadap berbagai program kemanusiaan yang dijalankan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung.
Hal ini ditegaskan oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, saat membuka Musyawarah Kerja PMI Kota Bandung Tahun 2025 di Kantor PMI Kota Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Erwin menyampaikan bahwa PMI memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai situasi darurat. Baik saat terjadi bencana alam, kecelakaan, maupun kondisi medis yang mendesak.
“PMI selalu hadir dalam kondisi genting, bahkan dalam peperangan. Mereka yang mendonorkan darah telah berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Saya meyakini bahwa mereka akan mendapatkan balasan kebaikan yang luar biasa di akhirat nanti,” ujarnya.
Pemkot Bandung mengakui peran strategis PMI dalam penanggulangan bencana serta pelayanan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah kota berkomitmen untuk terus mendukung berbagai program PMI. Termasuk dalam kegiatan vaksinasi dan penyediaan pasokan darah bagi warga Bandung.
Musyawarah kerja ini menjadi momen penting bagi PMI untuk mengevaluasi program kerja tahun sebelumnya. Serta menyusun strategi prioritas untuk tahun 2025.
Kang Erwin juga mendorong PMI agar terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Salah satu tantangan yang perlu diantisipasi adalah ketersediaan stok darah selama bulan Ramadan.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan darah cenderung meningkat, sementara jumlah pendonor biasanya menurun.
Namun, ia tetap optimistis bahwa semangat berbagi masyarakat Bandung akan tetap tinggi.
“Selama Ramadan, masyarakat cenderung lebih banyak bersedekah. Pada tahun 2024, dari bulan Agustus hingga Desember, PMI berhasil mengumpulkan dana Rp1,9 miliar dari masyarakat. Tahun ini, kami berharap jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat untuk mendukung operasional PMI dan pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Program-program PMI
Sementara itu, Ketua PMI Kota Bandung, Ade Koesjanto, menjelaskan bahwa musyawarah kerja ini merupakan amanah dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi.
Ia berharap program-program PMI dapat selaras dengan kebijakan pemerintah kota. Sehingga kolaborasi antara kedua pihak semakin kuat.
Saat ini, PMI Kota Bandung memiliki 13 pengurus, didukung oleh markas dan unit donor darah dengan 26 staf, 5 ambulans, 1 mobil jenazah, serta 40 unit motor operasional.
Selain itu, terdapat sekitar 4.000 sukarelawan yang aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan.
Sepanjang tahun 2024, PMI Kota Bandung telah memberikan berbagai layanan.
Di antaranya evakuasi jenazah sebanyak 16 orang, evakuasi pasien 75 orang, evakuasi korban kecelakaan 562 orang, serta penanganan jenazah tak dikenal sebanyak 150 orang.
Di bidang layanan donor darah, PMI Kota Bandung telah memperoleh sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Serta predikat Paripurna dari Kementerian Kesehatan.
Saat ini, PMI bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan, seperti Poltekkes BSI Yogyakarta, Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Pasundan (Unpas), dan SMKN 3 Bandung untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah.
Setiap harinya, PMI Kota Bandung harus mendistribusikan sekitar 500 labu darah ke 97 rumah sakit.
Dengan jumlah pendonor aktif mencapai 80.000 orang—terdiri dari 50.000 laki-laki dan 30.000 perempuan—PMI terus berupaya memastikan ketersediaan darah tetap aman dan berkualitas.
Musyawarah kerja ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan serta inovasi baru. Yang semakin memperkuat peran PMI Kota Bandung dalam layanan kemanusiaan.
Ade Koesjanto optimistis bahwa PMI dapat terus menjadi organisasi nirlaba yang profesional, dipercaya masyarakat, serta memberikan kontribusi nyata bagi kemanusiaan. (rif)












