BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Wali Kota Bandung, M. Farhan, turun langsung meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang, Summarecon, hingga Perumahan Bandung Indah Raya, Riung Bandung, yang terjadi pada Kamis (6/3/2025).
Ia memastikan kondisi warga terdampak serta meninjau distribusi bantuan.
“Saya dan rombongan datang ke sini untuk melihat kondisi warga terkini dan memastikan bantuan tersampaikan serta diberikan secara kontinyu,” ujar lelaki yang karib disapa Om Farhan ini, Jumat (7/3/2025).
Banjir di Bandung ini terjadi akibat Sungai Rancanumpang yang tidak mampu menampung debit air hujan. Sehingga mengakibatkan genangan di permukiman warga dan fasilitas umum.
Salah satu fasilitas yang terdampak adalah SDN 216 Sondariah. Farhan menegaskan bahwa anak-anak harus tetap bisa bersekolah meskipun terkena musibah.
“Saya ingin memastikan besok anak-anak bisa sekolah. Kita akan bekerja agar mereka bisa kembali belajar dengan nyaman,” tegasnya.
Selain memastikan pendidikan tetap berjalan, Om Farhan juga menginstruksikan Dinas Kesehatan. Untuk menangani warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, seperti gatal-gatal, diare, dan ISPA.
Sementara itu, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) serta Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) diminta untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi dan penanganan di lapangan.
Solusi Jangka Panjang untuk Penanganan Banjir
Dalam peninjauannya, Om Farhan menyoroti pentingnya solusi teknis untuk menangani banjir. Termasuk optimalisasi kolam retensi yang telah dibangun oleh Summarecon.
Namun, ia mengungkapkan bahwa kolam retensi tersebut belum tersambung secara optimal. Sehingga perlu ada koordinasi lebih lanjut antara Pemkot Bandung dan pihak pengembang.
“Kami akan mencari solusi agar kolam retensi ini bisa berfungsi maksimal. Pemkot juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Untuk memastikan perizinan dan regulasi dapat mendukung upaya penanganan banjir ini,” tegasnya.
Menurutnya, banjir di kawasan ini terjadi karena aliran sungai yang meluap. Dan terjebak di area permukiman yang berada lebih rendah dari ketinggian sungai.
Oleh karena itu, solusi berbasis rekayasa teknik (engineering solution) sangat diperlukan.
Om Farhan telah menginstruksikan DSDABM untuk segera menyusun desain teknik yang bisa diterapkan sebagai solusi jangka panjang.
Selain itu, ia menekankan bahwa semua pemangku kepentingan harus memiliki pemahaman yang sama mengenai akar masalah. Agar solusi yang diambil tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Kami mulai mencari solusi bersama. Terpenting adalah semua stakeholder harus menyamakan persepsi terhadap permasalahan ini. Setelah itu, kita akan bergerak sesuai peran masing-masing untuk menyelesaikannya,” pungkasnya. (put)