www.pasjabar.com — Organisasi Palang Merah Palestina (Palestinian Red Crescent Society/PRCS) pada Senin (7/4/2025) mengumumkan hasil autopsi terhadap 15 tenaga medis dan penyelamat yang tewas dalam serangan pasukan Israel.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua korban ditembak di bagian atas tubuh dengan pola tembakan yang menurut PRCS “mengindikasikan niat untuk membunuh.”
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden Palang Merah Palestina, Younis Al-Khatib, dalam konferensi pers di Ramallah.
Ia menekankan bahwa temuan ini merupakan bagian dari dugaan kejahatan perang yang dilakukan terhadap petugas kemanusiaan di Gaza.
Serangan Maut di Rafah, Video Ungkap Detik-detik Penembakan
Tragedi ini terjadi pada Sabtu, 23 Maret 2025, di kawasan Tel Sultan, Rafah, Jalur Gaza selatan.
Konvoi kendaraan medis dan penyelamat, termasuk delapan anggota Palang Merah, enam petugas pertahanan sipil, dan satu staf UNRWA, diserang saat tengah menjalankan misi kemanusiaan.
Militer Israel (IDF) sempat mengklaim bahwa kendaraan tersebut bergerak tanpa koordinasi dan tidak menyalakan lampu darurat.
Namun, klaim itu terpatahkan oleh video ponsel milik salah satu korban, Rifaat Radwan.
Video tersebut menunjukkan bahwa ambulans yang diserang telah menyalakan sirine dan lampu tanda medis.
Dalam video menyayat hati tersebut, terdengar Radwan membaca syahadat dan menyebut kehadiran tentara Israel sebelum rekaman berakhir dengan suara tembakan.
Tayangan ini kemudian dirilis oleh The New York Times dan menjadi bukti kuat dugaan pembunuhan terhadap pekerja kemanusiaan.
Seruan Investigasi Internasional dan Kecaman Global
Palang Merah Palestina menuduh Israel berupaya menutupi kejadian ini dengan mengubur korban secara massal tanpa penghormatan yang layak.
“Mengapa kalian menyembunyikan jenazah mereka?” tanya Al-Khatib.
Ia menyerukan pembentukan komisi penyelidikan internasional yang independen dan imparsial.
Militer Israel mengklaim telah memberi tahu PBB mengenai lokasi pemakaman korban dan menyebut enam di antaranya sebagai anggota Hamas, meskipun belum merilis identitas mereka secara resmi.
Peristiwa ini menjadi serangan paling mematikan terhadap pekerja kemanusiaan Palang Merah sejak 2017.
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah turut mengecam keras insiden ini, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
Data terbaru dari PBB mencatat bahwa lebih dari 1.060 tenaga kesehatan tewas sejak Israel melancarkan ofensif militer ke Gaza pada Oktober 2023.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut jumlah total korban tewas di pihak Palestina telah melebihi 50 ribu jiwa.