Bandung, www.pasjabar.com – Untuk mengantisipasi banjir yang kembali mengancam permukiman warga di Lamajang Peuntas, Desa Citereup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) bersama warga bergerak cepat membangun tanggul darurat menggunakan geobek.
Upaya ini dilakukan untuk mencegah air sungai meluap ke permukiman setelah tanggul utama jebol akibat hujan deras.
Pemasangan geobek dilakukan sebagai langkah darurat guna menahan laju air jika terjadi peningkatan debit sungai.
“Pemasangan geobek untuk antisipasi datangnya air besar seperti kemarin, jadi sementara dipasang dulu geobek,” ujar Acim, salah satu petugas BBWS, Minggu (23/3/25).
Proses Perbaikan Tanggul Sementara
Tanggul sementara ini memiliki ketinggian sekitar 1,5 meter dan panjang mencapai 30 meter.
Proses pengerjaan dilakukan oleh petugas BBWS dengan dukungan warga setempat yang turut membantu pemasangan material.
“Ketinggian sekitar 1 meter lebih, dikerjakan oleh petugas BBWS dan dibantu oleh masyarakat sekitar,” tambah Acim.
Sebelumnya, jebolnya tanggul di Lamajang Peuntas menyebabkan banjir besar yang merendam ratusan rumah.
Ketinggian air mencapai lebih dari 2 meter, bahkan beberapa rumah mengalami kerusakan cukup parah.
Warga harus mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman hingga kondisi memungkinkan mereka kembali ke rumah masing-masing.
Penyebab Jebolnya Tanggul dan Langkah Penanganan
Jebolnya tanggul disebabkan oleh curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya.
Debit air Sungai Cikapundung meningkat drastis, sementara arus sungai yang berbelok menyebabkan tekanan tinggi pada dinding tanggul.
Akibatnya, material tanggul tidak mampu menahan tekanan air dan akhirnya jebol, membuat air meluap ke permukiman.
Selain pemasangan geobek sebagai tanggul sementara, petugas BBWS bersama warga juga melakukan pembersihan lumpur dan sampah yang terbawa arus banjir ke dalam permukiman.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan kondisi lingkungan serta mengurangi risiko penyakit akibat genangan air dan sampah.
Masyarakat berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah agar kejadian serupa tidak terulang.
Perbaikan tanggul secara permanen serta peningkatan sistem drainase menjadi harapan utama warga agar mereka dapat tinggal dengan lebih aman tanpa ancaman banjir di masa mendatang.