BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Memasuki akhir masa libur Lebaran, masyarakat disarankan untuk mulai memulihkan pola tidur secara bertahap sebelum kembali ke rutinitas kerja atau sekolah.
Perubahan jadwal tidur selama libur Lebaran yang lebih larut dan bangun siang dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh. Sehingga mempersulit penyesuaian saat kembali ke aktivitas harian.
Dokter spesialis kesehatan tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, mengatakan bahwa pemulihan pola tidur tidak perlu dilakukan secara mendadak. Melainkan secara perlahan dan santai.
“Jadi, lakukan secara perlahan dan dengan santai saja,” ujar Andreas, dilansir dari Antara, Senin (7/4/2025).
Menurutnya, satu jam perbedaan waktu tidur membutuhkan waktu satu hari untuk kembali ke pola semula.
Artinya, bila waktu tidur bergeser tiga jam selama libur, maka dibutuhkan tiga hari untuk menormalkannya.
“Tidurnya jam berapa, biasa tidur jam 21.00 misalnya, selama Ramadhan tidur jam 22.00, dikembalikan saja sedikit-sedikit,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menghindari konsumsi makanan dan minuman berkafein menjelang tidur. Karena dapat menyebabkan kesulitan tidur.
Senada dengan Andreas, psikolog klinis Kasandra A. Putranto mengatakan bahwa kebiasaan tidur saat liburan kerap berubah. Dan berdampak pada kesulitan beradaptasi setelah liburan usai.
“Selama liburan, kebiasaan tidur sering berubah, seperti tidur larut malam dan bangun siang, yang dapat mengganggu ritme sirkadian alami,” ujarnya.
Kasandra menyarankan untuk menetapkan jadwal tidur yang konsisten. Termasuk di akhir pekan, serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman—gelap, sejuk, dan tenang.
Ia juga menyarankan meditasi atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran menjelang tidur. (han)












